ABSTRAK
Siswa di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang masih banyak yang belum mampu
membaca dan menulis dengan tepat.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan
kartu huruf di kelas I SD Muhammadiyah I Padang dan meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal membaca
dan menulis permulaan di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi
), dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari siklus pertama sampai siklus ketiga dan terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan
Kata Kunci : membaca dan menulis permulaan, media gambar,
kartu huruf.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kurikulum secara berkelanjutan
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan
sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara
maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemampuan seorang guru dalam
mengelola pembelajaran dikelas merupakan harapan dan tuntutan setiap perubahan
kurikulum
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah dasar sebagai sebuah lembaga formal
dalam memberikan layanan pendidikan berperan mendorong tumbuh kembang anak,
termasuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca dan
menulis permulaan.
Lahirnya
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak
bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya
membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan
berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I
sampai dengan Kelas III.
Hakikat
dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Proses belajar mengajar
dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata merupakan
pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai
serta ketrampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa
diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap
dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar
yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri.
Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif
sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan – perubahan
masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang
tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam
berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber- sumber belajar
tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca
dan menulis.
Hal
pertama yang diajarkan kepada anak pada awal – awal masa persekolahan adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar
bagi pemerolehan bidang – bidang ilmu lainnya disekolah.
Kelancaran
dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi
oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain,
guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca dan
menulis siswa. Peranan strategis
tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar,
dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan
sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan
menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain,
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam
kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki
seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara
terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang
sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.
Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan
menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat,
penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila
menulis tulisan yang rumit.
Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis
diberikan dengan sederhana. Siswa belajar membaca dan menulis secara bertahap.
Pengenalan dimulai dari huruf demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata.
Pengajaran ini dikenal dengan Membaca Menulis Permulaan dengan tujuan memperkenalkan
cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik tertentu sampai dengan anak mampu
mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kalimat sederhana.
Membaca
dan menulis merupakan satu aspek ketrampilan yang sulit diajarkan pada siswa
kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam .
Penulis merasa kesulitan untuk
mengajak siswa belajar membaca dan menulis , hanya beberapa siswa yang
termotivasi untuk dapat membaca dan menulis . kurangnya kemampuan siswa dalam
mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat menjadi permasalahan dikelas.
penulis belum mampu menguasai metode yang cocok untuk digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian semua siswa
pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa – siswa masih banyak yang belum
mampu membaca dan menulis dengan tepat.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan
siswa kurang terlibat secara aktif. Dari 13 siswa hampir semua siswa mengalami
kesulitan membaca dan menulis. dan yang menjadi penyebab siswa tidak bisa
membaca dan menulis adalah siswa kurang latihan, kemampuan guru yang kurang
dalam menggunakan media pembelajaran, sistem kegiatan belajar mengajar yang
monoton dan kurang menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak masuk
sekolah, lingkungan keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya
lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua. berdasarkan
kenyataan dilapangan, kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Dengan
permasalahan yang ada untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan siswa maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan menggunakan
media gambar dan kartu huruf pada
pembelajaran Bahasa Indonesia agar dapat “Meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan pada siswa kelas I di SD Muhammadiyah I Marapalam “.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
permasalahan diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang:
1. Apakah yang menyebabkan siswa kurang
mampu membaca dan menulis permulaan?
2. Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam ?
3.
Bagaimanakah hasil pembelajaran membaca dan menulis
permulaan siswa dengan menggunakan
media
gambar dan kartu huruf di kelas l SD Muhammadiyah I Marapalam ?
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan
penelitian perbaikan ini adalah
1. untuk
mengatasi kesulitan siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam dalam membaca dan
menulis permulaan.
2. Untuk
mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan
3. Untuk
memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian
perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Siswa
a.
Hasil belajar siswa meningkat.
b.
Siswa
dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa senang
mengikuti pembelajaran
2.
Guru
a. Menjadi guru professional yang mampu
merancang perbaikan pembelajaran sehingga mampu menilai dan memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya, dengan demikian guru mampu menunjukkan
otonominya sebagai pekerja profesional
b. Mampu
menggunakan metode
pembelajaran yang
dapat memotivasi
siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan.
c. Dengan
adanya perbaikan membuat
guru lebih
percaya diri, dan sekaligus guru berperan
aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri sehingga menjadi guru yang inovatif.
3.
Bagi sekolah:
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan
kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Kemampuan
Kemampuan
(Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat,
kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untuk
menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupun
mental. Senada dengan pendapat Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa
kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk
gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem
mental.
Lain halnya dengan
pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) kemampuan adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Selaras dengan
itu, Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah
suatu pertimbangan konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan
berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu
aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang
sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.
B.
Karakteristik
Pembelajaran di Sekolah dasar
Anak kelas 1
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi
terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan
orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses
belajar dimulai dari hal-hal yang yang bersifat nyata
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan
titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan dalam belajar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Karena Cara
belajar anak SD untuk kelas rendah masih bersifat kongkrit maka pelaksanan
pembelajaranya diupayakan sedemikian rupa sehingga anak banyak melakukan
kegiatan belajar melalui pengalaman langsung.
2. Integratif
Pada tahap usia SD anak memandang
sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir
anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan
usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi. Pembelajaran di SD perlu memperhatikan
landasan psikologis yang mendasari perilaku belajar anak. Sebagai seorang guru
SD yang profesional Anda perlu memahami secara mendalam tentang kajian
psikologis dan teori belajar agar dapat mengaplikasikannya dalam berbagai
peristiwa belajar, serta mampu memecahkan masalah pada saat siswa mengalami
kesulitan dalalam belajar.
C. Membaca
dan Menulis Permulaan
1.
Pengertian Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca (
1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ", Oleh
sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama
membaca adalah " melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ".
Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah
sebagai berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata ‑ kata / bahasa tulis.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan
dapat memperoleh informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik
serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.
Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang – lambang
tertulis tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata / kalimat yang dilafalkan
tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan ini dapat
disebut membaca. Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan yang
dilakukan oleh siswa sekolah dasar kelas rendah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S Harjasujana (
1985: 3 ) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespons lambang –
lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh semua anak dan harus dikembangkan, karena itu pembelajaran
membaca dan menulis permulaan harus dimulai sejak anak kelas I sekolah Dasar.
Sehingga anak memiliki kompetensi dasar membaca yang baik.
Menurut Broughton sebagaimana dikutip oleh Henry
Guntur Tarigan secara garis besar ada dua aspek penting dalam membaca yaitu :
a.
Ketrampilan yang
bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek
ini mencakup :
(a) pengenalan bentuk huruf,
(b) pengenalan unsur – unsur
linguistic;
(c) pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
(d)
kecepatan membaca ke taraf lambat
b.
Ketrampilan yang
bersifat pemahaman , dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini
mencakup :
(a) memahami pengertian sederhana;
(b) memahami signifikasi atau makna;
(c) evaluasi atau penilaian; dan
(d) kecepatan membaca fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan
2.
Membaca
Permulaan
Henry Guntur
Tarigan ( 1986: 8 ) menyebutkan ada beberapa aspek ‑ aspek membaca, diantaranya
: penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik ( fonim,
kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain ), pengenalan hubungan pada ejaan dan
bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam
membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan
dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan
dengan buku.
Pembelajaran membaca permulaan diberikan
di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan
merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan
sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan
tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca
lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan
yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk
belajar (reading to learn). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya
pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem
tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman
walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman
isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca
permulaan.
3.
Tujuan
Membaca Permulaan
Tujuan membaca
permulaan menurut Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) adalah dapat melafalkan
huruf‑huruf dengan baik, dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan
baik, dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya
Pada tahun ‑
tahun pertama, pengajaran SD adalah saat pertama kalinya Bahasa secara resmi
diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum memasuki
Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya
keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat
pelajaran dan model secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai.
4.
Pengertian Menulis
Menulis
adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan
tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)
menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran
dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
5.
Menulis
Permulaan
Kegiatan
menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara
terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan
kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap
awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan
tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis,
menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
Sama halnya
dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan huruf
baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk
melihat tulisan guru dan kegiatan dikte yang baik dan sering. Bentuk tulisan
yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak
bersambung).
6.
Tujuan Menulis
Permulaan
Tujuan Menulis
Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
a. Dapat mengambil sikap duduk / tegak
dengan baik
b. Dapat memegang pensil dengan baik
c. Dapat meletakkan buku dengan baik.
d. Dapat mengambil jarak antar mata,
dan buku dengan betul.
e. Dapat menulis tegak bersambung a i,
u, e, o, s, t, k, g, m
f. Dapat menghubungkan huruf tegak
bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam kalimat.
Contoh penerapannya :
1).
Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2). Guru
menyediakan beberapa gambar.
3). Contoh
huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4).
Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5).
Menulis huruf depan suatu kata.
Guru
menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan
kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf
depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6).Menulis
kata
Kegiatan
ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar
tersebut, anak diminta menulis kata tersebut .
D. Hakikat
Media Gambar dan Kartu Huruf
1.
Pengertian Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa
media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, slide, film, strip,opaque proyektor. Pendapat lain mengatakan
media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal
bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3).
Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29) Media gambar juga diartikan media
yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana saja.
Gambar merupakan salah satu bentuk media
yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai representasi
visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas
atau bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Menurut Hackbarth
yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82) mengemukakan pemanfaatan gambar
dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam beberapa hal, yaitu:
1). Menarik perhatian, pada umumnya semua orang
senang melihat foto/ gambar.
2). Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang
karena suatu hal tidak mudah untuk diamati.
3). Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.
2.
Manfaat Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam
komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses
interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh
sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang dipergunakan guru
3.
Media
Kartu Huruf
Kartu huruf merupakan abjad – abjad yang dituliskan pada potongan - potongan
suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis ( tripleks ). Potongan –
potongan huruf tersebut dapat dipindah – pindahkan sesuai keinginan pembuat
suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik
perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan.
Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata – kata
sesuai dengan keinginannya.
Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan
Hainstock ( 1999:205 ) menjelaskan bahwa kartu – kartu huruf yang telah dibuat
dengan cara sebagai berikut :
a.
Biarkan siswa mengenalkan dirinya
sendiri dengan huruf – huruf dengan cara menemukan huruf – huruf sebagaimana
yang diterima
b.
Pilihlah kata yang terdiri dari tiga
huruf, ucapkan kata – kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari huruf –
huruf yang didengar
c.
Teruskan membuat kata – kata dengan cara
ini hingga siswa mampu bekerja sendiri dengan kata – kata pilihannya
d.
Kata – kata itu bisa dibaca dan ditulis
setelah mereka susun Penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam proses
belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara
tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Gambar dan kartu huruf dapat memberikan nilai yang
sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas
pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu.
E.
Penyebab
kurangnya kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1
Yang
menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah :
1.
siswa kurang latihan karena siswa hanya
belajar disekolah sedangkan dirumah siswa tidak mengulang pelajaran yang
diberikan oleh guru disekolah.
2.
Siswa
sering tidak masuk sekolah disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, pergi
mengikuti orangtua.
3.
Kegiatan belajar mengajar yang monoton
dan kurang menarik, sehingga siswa bosan
4.
Lingkungan keseharian siswa yang
sebagian besar jarang belajar dirumah
5.
Faktor dari orang tua yang ekonominya
lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua.
BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subyek,
Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang
Membantu
1.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam Padang sebanyak 13 siswa dari 7 laki – laki dan
6 perempuan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis
permulaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I Marapalam Kecamatan Padang
Timur Kota Padang
3.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini dilaksanakan pada :
|
No
|
Mata Pelajaran
|
Kegiatan
|
Hari/Tanggal
|
PENGAMAT/
SUPERVISOR
|
|
1
|
Bahasa Indonesia
|
Pra Siklus
|
Kamis, 16 Oktober 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
|
2
|
Siklus I
|
Kamis, 30 Oktober 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
|
|
3
|
Siklus II
|
Kamis, 6 November 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
4.
Pihak yang Membantu
Dalam
pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman sejawat
sebagai observer dan siswa sebagai subyek penelitian
B. Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur
penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan dua kali
pertemuan. Masing – masing siklus meliputi :
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Pengamatan
( Observasi )
4.
Refleksi
Langkah –
langkah pada model siklus diatas adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam tahapan
ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca dan menulis permulaan
dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf. Adapun langkah – langkah
perencanaannya yaitu:
a.
Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran
b.
Menyusun
indikator pembelajaran
c.
Menyusun
lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
d.
Membuat
alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran
e.
Mempersiapkan
media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
2.
Pelaksanaan
Pada tahap ini,
peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah
dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan diamati dan dikumpulkan data
– datanya, baik data aktifitas selama proses pembelajaran maupun data hasil
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.
3.
Pengamatan
( Observasi )
Pengamatan
(Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta yang cukup
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan (observasi)
sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati
aktivitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dibantu oleh
supervisor 2 baik mengenai aktivitas siswa maupun aktivitas guru selama proses
pembelajaran.
4.
Refleksi
Hasil observasi
yang dilaksanakan bersama – sama supervisor 2 kemudian didiskusikan. Berbagai
masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan diidentifikasi dan dianalisis.
Hasil identifikasi dan analisismasalah dicari dan ditentukan solusinya untuk
perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
adalah:
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar
kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.
2) Data Kualitatif
Data
kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf serta hasil catatan
lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Untuk
mengumpulkan data – data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan
instrument sebagai berikut :
1.
Lembar
Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap
guru sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan ( observasi ) terhadap
siswa sebagai subyek yang penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai
peneliti adalah jurnal yang telah disediakan. Lembar observasi untuk siswa
sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama
proses pembelajaran
2.
Lembar
tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data –
data dikumpulkan melalui hasil tes
pembelajaran berupa soal – soal yang disusun dalam RPP ( Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu
tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan
pembelajaran setiap siklusnya.
3.
Dokumentasi
diambil pada saat peneliti akan melakukan penelitian dalam proses pembelajaran
membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan
penelitian ini pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam Kota Padang
tentang pembelajaran membaca dan menulis pada tema 3 Kegiatanku sub tema
kegiatan pagi hari pembelajaran 1. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran,
guru bertindak sbagai peneliti sedangkan teman sejawat sebagai pengamat atau
observer.
Hasil
penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1.
Pra Siklus
a.
Perencanaan
1)
Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai tema kurikulum 2013
2)
Mempersiapkan
langkah – langkah pembelajaran
3)
Mempersiapkan
media pembelajaran
4)
Mempersiapkan
instrument penilaian
b.
Pelaksanaan
Penulis
mengajar tentang membaca dan menulis di kelas I SD Muhammamdiyah I Marapalam,dengan
indikator mengidentifikasi ciri – ciri suasana pagi hari, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam
kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang ciri – ciri pagi hari dengan menggunakan metode tanya jawab kemudian
diakhir kegiatan mengerjakan lembar kerja siswa.
Tabel. 1. Hasil
pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan ( RP ) /Pra siklus
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
40
|
Kurang
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
0
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
0
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
40
|
Kurang
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
40
|
Kurang
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
40
|
Kurang
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
40
|
Kurang
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
40
|
Kurang
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
40
|
Kurang
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
75
|
Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
20
|
Kurang
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
40
|
Kurang
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
40
|
Kurang
|
|
|
Rata – rata kelas
|
35
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
75
|
|
|
|
Nilai terendah
|
0
|
|
c.
Pengamatan
1). Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat
sehingga siswa kurang perhatian dalam
belajar.
2). Penggunaan metode masih kurang karena guru
menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas.
3). Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
4).
Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut
harus diulang.
5).Media pembelajaran tidak dipajang didepan kelas hanya
menggunakan buku siswa sehingga sebagian siswa sibuk dengan kegiatan yang lain
e. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pelajaran
diperoleh nilainya yang kurang baik dilihat dari keberhasilan siswa
Berdasarkan tabel diatas nilai
evaluasi pra siklus diperoleh dari 13 orang siswa hanya 1 orang yang mendapat
nilai baik . hal ini disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran dan
Kurangnya perhatian siswa diwaktu guru menjelaskan pembelajaran.
2.
Siklus I
a.
Rencana Pembelajaran
1).
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2).
Menyampaikan topik yang akan dipelajari
3).
Menjelaskan tentang ciri – ciri pagi hari dan membedakan
ciri – ciri pagi hari dengan malam hari
4). Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang proses
terbitnya matahari dengan melakukan
percobaan menggunakan globe
5).
Mengadakan tanya jawab.
6). Menyimpulkan pelajaran.
7). Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar
penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan
materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis
mengajar tentang mengidentifikasi ciri – ciri pagi hari dengan mengunakan media
gambar yang dipajang di depan kelas. siswa diminta mengamati lalu menuliskan
ciri – ciri tersebut dipapan tulis dan membacanya secara individu dan menjelaskan
proses terbitnya matahari dengan menggunakan globe dan lembar kerja siswa
Tabel
2 : Hasil pembelajaran RPP 1 / Siklus 1
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
60
|
Sedang
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
0
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
0
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
60
|
Sedang
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
60
|
Sedang
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
60
|
Sedang
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
60
|
Sedang
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
100
|
Sangat Baik
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
80
|
Baik
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
100
|
Sangat Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
60
|
Sedang
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
80
|
Baik
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
80
|
Baik
|
|
|
Rata – rata kelas
|
61.5
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
|
|
Nilai terendah
|
0
|
|
c. Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran
dibantu teman sejawat sebagai pengama.
pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata
hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi.
Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator
adalah :
1).
Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
2). Penggunaan
alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat peraga yang digunakan kurang terlihat dari
belakang (Gambarnya terlalu kecil)
3).
Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab,
pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih
ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
4).
Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum mencapai
nilai KKM yaitu 65
LEMBAR
PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata
Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari )
Pembelajaran 1
Kelas : 1 (satu )
Hari
/ Tanggal : Kamis, 30 Oktober
2014
Fokus
Observasi : Penerapan Metode yang
bervariasi dan penggunaan media gambar
|
NO
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
|
1.
|
Ceramah:
a.
Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.
Memberikan Ilustrasi
c.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Tanya
Jawab:
a.
Mengajukan Pertanyaan
b.
Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.
Memindahkan giliran pertanyaan
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Kerja
Kelompok :
a.
Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.
Membagikan LKS
c.
Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.
Memberi bantuan kepada kelompok
|
√
√
|
√
√
|
Kegiatan
dilakukan secara klasikal dan individu
|
|
2.
|
Penggunaan
Media Gambar
|
√
|
|
|
|
|
a.
Memajang Gambar
b.
Meminta Komentar Siswa
|
√
√
|
|
|
Padang, 30 Oktober 2014
Supervisor 2
Desi
Zulina, S.PdI
d. Refleksi
Dari
kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
1). Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.
2). Penggunaan
alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu kecil gambarnya
sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat melihat alat peraga
dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua diharapkan alat peraganya lebih baik
lagi.
3)
Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode
tanya jawab, pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua
guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
4) Hasil
belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan disiklus kedua
hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.
5)
Aktivitas siswa sudah aktif karena guru
menggunakan metode yang benar untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar
hasil belajar yang dicapai maksimal.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
1). Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan
dipelajari.
2). Menjelaskan ciri – ciri
suasana dipagi hari
3). Siswa Membaca bacaan pada buku siswa
4). Membimbing siswa dengan membagi kelompok
5).
Mendiskusikan ciri – ciri suasana pagi hari dan membedakan suasana pagi hari
dan malam hari
6) Masing – masing kelompok diberikan media
gambar dan kartu huruf
7) Kartu huruf terdiri dari huruf – huruf A – Z
sebanyak 15 seri
8) Siswa mencari huruf – huruf yang ada sesuai
dengan benda yang dilihat pada gambar
contoh : pada gambar ada matahari , siswa
mencari huruf – huruf yang terdiri dari huruf m,a,t,a,h,a,r,i dan menyusunnya
menjadi nama benda tersebut.
9).Dengan
melihat gambar siswa diminta menemukan 5 macam benda setelah itu mencari huruf
– huruf yang sesuai dengan nama benda yang ditemukan pada kartu huruf, siswa
menyusun kartu huruf tersebut sesuai dengan nama benda yang ditemukan
10).Masing
– masing kelompok memajang dan membacakan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
Tabel
3. Hasil Pembelajaran RPP 2 / Siklus 2
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
70
|
Baik
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
20
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
40
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
80
|
Baik
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
80
|
Baik
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
80
|
Baik
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
70
|
Baik
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
100
|
Sangat Baik
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
100
|
Sangat Baik
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
100
|
Sangat Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
70
|
Baik
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
90
|
Baik
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
100
|
Sangat Baik
|
|
|
Rata – rata kelas
|
77
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
|
|
Nilai terendah
|
20
|
|
c. Pengamatan.
1). Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar
yang ditampilkan terlihat oleh siswa karena siswa duduk berkelompok dan masing
– masing kelompok diberikan media gambar
2).Dengan
menggunakan kartu huruf 85 % siswa sudah
dapat menyusun kata, membaca kata yang
disusun dan menuliskan kembali.
Siswa terlihat sangat senang dan berebutan
untuk mendapatkan huruf – huruf yang mereka cari pada kartu huruf.
3).Penggunaan metode sudah cukup baik dengan mengajak siswa berdiskusi
secara kelompok. semua kelompok aktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4).Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai KKM sudah mencapai 85%
LEMBAR
PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata
Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari )
Pembelajaran 1
Kelas : 1 (satu )
Hari
/ Tanggal : Kamis, 6 November 2014
Fokus
Observasi : Penerapan Metode yang
bervariasi dan penggunaan media gambar
|
NO
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
|
1.
|
Ceramah:
a.
Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.
Memberikan Ilustrasi
c.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Tanya
Jawab:
a.
Mengajukan Pertanyaan
b.
Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.
Memindahkan giliran pertanyaan
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Kerja
Kelompok :
a.
Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.
Membagikan LKS
c.
Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.
Memberi bantuan kepada kelompok
|
√
√
√
√
|
|
|
|
2.
|
Penggunaan
Media Gambar
|
√
|
|
|
|
|
a.
Memajang Gambar
b.
Meminta Komentar Siswa
|
√
√
|
|
|
Padang, 6
November 2014 Supervisor 2
Desi Zulina, S.PdI
d.
Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran
diperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II
dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM
hingga 85% meningkat dari RPP I yang hanya 38%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas 1 dengan materi mengidentifikasi dan menjelaskan suasana
pagi hari sudah dapat mencapai hasil
yang optimal. Dari uraian hasil
penelitian dari setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan
yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja secara sistematis
dan berkelanjutan.
Pada siklus 1 kinerja guru belum terlaksana dengan
baik karena metode mengajar yang digunakan belum mencapai sasaran, guru sudah
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi tapi belum mampu untuk
menarik perhatian seluruh siswa, strategi pembelajaran yang menggunakan metode
diskusi sehingga hanya sebagian siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
Pada siklus 2 guru menerapkan strategi pembelajaran
dengan cara berkelompok sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.
dengan adanya diskusi kelompok setiap kelompok ingin menjadi yang terbaik,
mereka berebutan untuk maju kedepan menempelkan kartu huruf untuk menuliskan
nama benda – benda yang ada pada media gambar. Peningkatan hasil belajar siswa
dari pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah memperbaiki
kinerjanya dalam proses Pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode yang tepat
(ceramah,Tanyajawab, diskusi kelompok ) pada konsep mengidentifikasi suasana
pagi . Metode ceramah digunakan guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi lisan karena lebih efektif
dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode Tanya
jawab digunakan agar setiap siswa berpartisipasi secara aktif, membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dipelajari.
Metode diskusi kelompok digunakan guru untuk memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat ke-simpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah. Siswa berkeinginan untuk melaporkan hasil diskusi ke depan
kelas berarti telah menunjukkan adanya ketrampilan proses dalam pembelajaran
membaca dan menulis.
Metode yang digunakan guru dalam
interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu metode
mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang
sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik.
Pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu
huruf memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa tertarik dan aktif untuk
mengikuti pembelajaran.
Dengan melihat data dari hasil penelitian dapat
dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami
peningkatan.
Sebelum
siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya 1 siswa dari 13
siswa. Pada siklus ke satu jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 38% atau 5
siswa dari 13 siswa. Pada siklus kedua terjadi
perubahan yaitu 85% atau 11 siswa dari 13 siswa mencapai KKM sedangkan 2 siswa
yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa
memerlukan layanan khusus karena mengalami kesulitan dalam mengenal
huruf sehingga sulit untuk membaca dan menulis dan memiliki inteligensia rendah
sedangkan 1 siswa lagi hanya belum mampu untuk mengenal huruf dan sudah dapat
meniru tulisan.
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Dalam
penerapan pembelajaran dengan media gambar dan kartu huruf dalam upaya meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I
Marapalam Padang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan
penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian nilai
rata-rata 35, dengan adanya penelitian meningkat menjadi 77. Peningkatan
kemampuan membaca dan menulis siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu
huruf dilaksanakan dalam dua siklus. Dari tindakan ini,
ternyata sikap dan kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat. Secara
keseluruhan siswa yang tadinya belum bisa membaca setelah mengalami proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar siswa mampu membaca kalimat
sederhana. Disamping itu, siswa sudah mampu menyalin tulisan dengan baik dan
benar. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam Padang pada
kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang di
standarkan dengan nilai KKM yaitu 65. Dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan keterpaduan empat aspek kebahasaan yaitu menyimak,berbicara, membaca,
dan menulis sangat besar dan tidak dapat dipisahkan.
2. Dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari siklus pertama
sampai siklus kedua dan
terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan
pembelajaran mengalami perubahan yang semula masih secara konvensional menjadi
lebih bervariatif. Guru tidak lagi hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam
pembelajaran. Guru dapat membuat strategi pembelajaran sesuai dengan situasi
dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Materi pembelajaran
membaca dan menulis permulaan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa
sehingga rendahnya kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa dapat diatasi. adanya media
pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk mengeluarkan ide –ide pemikirannya,
sehingga membuat siswa menjadi
bersemangat.
B. Saran
Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di
atas dapat disampaikan saran-saran tindak lanjut sebagai berikut:
1. Saran Bagi Guru
a. Guru perlu melakukan tindakan
untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas secara
optimal dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.
c.
Guru hendaknya memberikan penghargaan
baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap hasil karya siswa, sehingga dapat
menambah semangat belajar.
d. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan
harus berani mengadakan perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi siswa.
2. Saran Bagi Siswa
a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan
latihan membaca dengan mendeskripsikan gambar-gambar dan kartu huruf agar lebih lancar dan benar dalam
membaca.
b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan
tangan semakin terampil sehingga mampu
menulis dengan baik dan benar.
c. Siswa harus rajin belajar dengan
melaksanakan latihan – latihan membaca dan menulis baik dirumah, disekolah, dan dimanapun siswa
berada
d. Siswa perlu
keberanian bertanya, baik kepada guru, orangtua, teman, atau kepada siapa saja
yang dianggap mampu dan mengetahui bacaan yang dilihatnya sehingga siswa yang
rajin belajar membaca dan menulis prestasinya lebih baik.
3.
Saran Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala
Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia dengan inovasi dan kreativitas baru dalam
upaya peningkatan kemampuan membaca dan
menulis siswa.
b. Kepala Sekolah hendaknya selalu
memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad S. Harjasujana, dkk , 1985
Membaca, Jakarta, Universitas Terbuka,
Akhadiah, M. K. S, Arsjad, M. G., Ridwan, S. K.,
Zulfahnur Z.F., & Mukti, U.S. (1991/1992).
Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan
Arief S. Sadiman dkk.
1996. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Chaplin, J.P. 2000. Kamus
Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Raja Grafindo
Persada
eprints.uns.ac.id/7692/1/143881308201008401.pdf
diunduh tgl 16/11/2014
eprints.uns.ac.id/8215/1/156342308201012031.pdf
diunduh tgl 16/11/2014
Eysenck, H. J, W.Arnold
dan R. Meili. 1995. Encyclopedia Psychology. West
Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie
J. 1997. Principles of Instructional Design. New York: Holt,
Rinehart and Winston Germany: Fontana/ Collins in Assosiation with search
Press.
Henry Guntur Tarigan 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito
Kamus
Bahasa Indonesia, 1991, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Malik Thachir, 1994. Pandai
Membaca dan Menulis I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Oemar Hamalik. 1994. Media
Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Soelarko. 1980. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Sternberg, Robert J. 1994. Encyclopedia
of Human Intelligence. New York:Macmillan Publishing Company.
Tarigan. 1986. “ Efektivitas Pengajaran Menulis”.http://www.ialf.edu/bipa/jan
2003 diunduh tgl 15/11/2014
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistim Pendidikan Nasional
Warren, Howard C. 1994. Dictionary
of Psychology. Cambridge, Massachusetts: Houghton
Mifflin Company.
LAPORAN
PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
GAMBAR DAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH I MARAPALAM
Mata
Kuliah :
Pemantapan Kemampuan Profesional
Kode
Mata Kuliah : PDGK 4501
Masa
Registrasi : 2014.2

Oleh
:
DARMIATI
NIM. 822648118
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR
PADANG TIMUR
UNIT
PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS
TERBUKA
PADANG
2014
ABSTRAK
Siswa di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang masih banyak yang belum mampu
membaca dan menulis dengan tepat.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan
kartu huruf di kelas I SD Muhammadiyah I
Marapalam Padang dan meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal membaca
dan menulis permulaan di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi
), dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari siklus pertama sampai siklus ketiga dan terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan
Kata Kunci : membaca dan menulis permulaan, media gambar,
kartu huruf.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kurikulum secara berkelanjutan
disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan
sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara
maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemampuan seorang guru dalam
mengelola pembelajaran dikelas merupakan harapan dan tuntutan setiap perubahan
kurikulum
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah dasar sebagai sebuah lembaga formal
dalam memberikan layanan pendidikan berperan mendorong tumbuh kembang anak,
termasuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca dan
menulis permulaan.
Lahirnya
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak
bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya
membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan
berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I
sampai dengan Kelas III.
Hakikat
dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Proses belajar mengajar
dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata merupakan
pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai
serta ketrampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa
diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap
dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar
yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri.
Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif
sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan – perubahan
masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang
tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam
berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber- sumber belajar
tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca
dan menulis.
Hal
pertama yang diajarkan kepada anak pada awal – awal masa persekolahan adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar
bagi pemerolehan bidang – bidang ilmu lainnya disekolah.
Kelancaran
dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi
oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain,
guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca dan
menulis siswa. Peranan strategis
tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar,
dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan
sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan
menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain,
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam
kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki
seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara
terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang
sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.
Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan
menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat,
penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila
menulis tulisan yang rumit.
Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis
diberikan dengan sederhana. Siswa belajar membaca dan menulis secara bertahap.
Pengenalan dimulai dari huruf demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata.
Pengajaran ini dikenal dengan Membaca Menulis Permulaan dengan tujuan memperkenalkan
cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik tertentu sampai dengan anak mampu
mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kalimat sederhana.
Membaca
dan menulis merupakan satu aspek ketrampilan yang sulit diajarkan pada siswa
kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam .
Penulis merasa kesulitan untuk
mengajak siswa belajar membaca dan menulis , hanya beberapa siswa yang
termotivasi untuk dapat membaca dan menulis . kurangnya kemampuan siswa dalam
mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat menjadi permasalahan dikelas.
penulis belum mampu menguasai metode yang cocok untuk digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian semua siswa
pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa – siswa masih banyak yang belum
mampu membaca dan menulis dengan tepat.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan
siswa kurang terlibat secara aktif. Dari 13 siswa hampir semua siswa mengalami
kesulitan membaca dan menulis. dan yang menjadi penyebab siswa tidak bisa
membaca dan menulis adalah siswa kurang latihan, kemampuan guru yang kurang
dalam menggunakan media pembelajaran, sistem kegiatan belajar mengajar yang
monoton dan kurang menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak masuk
sekolah, lingkungan keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya
lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua. berdasarkan
kenyataan dilapangan, kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Dengan
permasalahan yang ada untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan siswa maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan menggunakan
media gambar dan kartu huruf pada
pembelajaran Bahasa Indonesia agar dapat “Meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan pada siswa kelas I di SD Muhammadiyah I Marapalam “.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
permasalahan diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang:
1. Apakah yang menyebabkan siswa kurang
mampu membaca dan menulis permulaan?
2. Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam ?
3.
Bagaimanakah hasil pembelajaran membaca dan menulis
permulaan siswa dengan menggunakan
media
gambar dan kartu huruf di kelas l SD Muhammadiyah I Marapalam ?
C.
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan
penelitian perbaikan ini adalah
1. untuk
mengatasi kesulitan siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam dalam membaca dan
menulis permulaan.
2. Untuk
mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan
3. Untuk
memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf
D.
Manfaat
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian
perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Siswa
a.
Hasil belajar siswa meningkat.
b.
Siswa
dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa senang
mengikuti pembelajaran
2.
Guru
a. Menjadi guru professional yang mampu
merancang perbaikan pembelajaran sehingga mampu menilai dan memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya, dengan demikian guru mampu menunjukkan
otonominya sebagai pekerja profesional
b. Mampu
menggunakan metode
pembelajaran yang
dapat memotivasi
siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan.
c. Dengan
adanya perbaikan membuat
guru lebih
percaya diri, dan sekaligus guru berperan
aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri sehingga menjadi guru yang inovatif.
3.
Bagi sekolah:
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan
kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian Kemampuan
Kemampuan
(Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat,
kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untuk
menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupun
mental. Senada dengan pendapat Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa
kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk
gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem
mental.
Lain halnya dengan
pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) kemampuan adalah hasil belajar yang
diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Selaras dengan
itu, Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah
suatu pertimbangan konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan
berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu
aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang
sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.
B.
Karakteristik
Pembelajaran di Sekolah dasar
Anak kelas 1
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi
terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan
orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya
pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses
belajar dimulai dari hal-hal yang yang bersifat nyata
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan
titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan
lingkungan dalam belajar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih
bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Karena Cara
belajar anak SD untuk kelas rendah masih bersifat kongkrit maka pelaksanan
pembelajaranya diupayakan sedemikian rupa sehingga anak banyak melakukan
kegiatan belajar melalui pengalaman langsung.
2. Integratif
Pada tahap usia SD anak memandang
sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir
anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan
usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari
hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan
cakupan keluasan serta kedalaman materi. Pembelajaran di SD perlu memperhatikan
landasan psikologis yang mendasari perilaku belajar anak. Sebagai seorang guru
SD yang profesional Anda perlu memahami secara mendalam tentang kajian
psikologis dan teori belajar agar dapat mengaplikasikannya dalam berbagai
peristiwa belajar, serta mampu memecahkan masalah pada saat siswa mengalami
kesulitan dalalam belajar.
C. Membaca
dan Menulis Permulaan
1.
Pengertian Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca (
1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ", Oleh
sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama
membaca adalah " melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ".
Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah
sebagai berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata ‑ kata / bahasa tulis.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan
dapat memperoleh informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik
serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.
Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang – lambang
tertulis tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata / kalimat yang dilafalkan
tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan ini dapat
disebut membaca. Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan yang
dilakukan oleh siswa sekolah dasar kelas rendah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S Harjasujana (
1985: 3 ) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespons lambang –
lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kompetensi yang
harus dimiliki oleh semua anak dan harus dikembangkan, karena itu pembelajaran
membaca dan menulis permulaan harus dimulai sejak anak kelas I sekolah Dasar.
Sehingga anak memiliki kompetensi dasar membaca yang baik.
Menurut Broughton sebagaimana dikutip oleh Henry
Guntur Tarigan secara garis besar ada dua aspek penting dalam membaca yaitu :
a.
Ketrampilan yang
bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek
ini mencakup :
(a) pengenalan bentuk huruf,
(b) pengenalan unsur – unsur
linguistic;
(c) pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
(d)
kecepatan membaca ke taraf lambat
b.
Ketrampilan yang
bersifat pemahaman , dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini
mencakup :
(a) memahami pengertian sederhana;
(b) memahami signifikasi atau makna;
(c) evaluasi atau penilaian; dan
(d) kecepatan membaca fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan
2.
Membaca
Permulaan
Henry Guntur
Tarigan ( 1986: 8 ) menyebutkan ada beberapa aspek ‑ aspek membaca, diantaranya
: penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik ( fonim,
kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain ), pengenalan hubungan pada ejaan dan
bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam
membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan
dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan
dengan buku.
Pembelajaran membaca permulaan diberikan
di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan
merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan
sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan
tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca
lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan
yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk
belajar (reading to learn). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya
pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem
tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman
walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman
isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca
permulaan.
3.
Tujuan
Membaca Permulaan
Tujuan membaca
permulaan menurut Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) adalah dapat melafalkan
huruf‑huruf dengan baik, dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan
baik, dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya
Pada tahun ‑
tahun pertama, pengajaran SD adalah saat pertama kalinya Bahasa secara resmi
diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum memasuki
Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya
keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat
pelajaran dan model secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai.
4.
Pengertian Menulis
Menulis
adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan
tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)
menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran
dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses
menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
5.
Menulis
Permulaan
Kegiatan
menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara
terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan
kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap
awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan
tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis,
menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
Sama halnya
dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan huruf
baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk
melihat tulisan guru dan kegiatan dikte yang baik dan sering. Bentuk tulisan
yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak
bersambung).
6.
Tujuan Menulis
Permulaan
Tujuan Menulis
Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
a. Dapat mengambil sikap duduk / tegak
dengan baik
b. Dapat memegang pensil dengan baik
c. Dapat meletakkan buku dengan baik.
d. Dapat mengambil jarak antar mata,
dan buku dengan betul.
e. Dapat menulis tegak bersambung a i,
u, e, o, s, t, k, g, m
f. Dapat menghubungkan huruf tegak
bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam kalimat.
Contoh penerapannya :
1).
Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2). Guru
menyediakan beberapa gambar.
3). Contoh
huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4).
Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5).
Menulis huruf depan suatu kata.
Guru
menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan
kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf
depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6).Menulis
kata
Kegiatan
ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar
tersebut, anak diminta menulis kata tersebut .
D. Hakikat
Media Gambar dan Kartu Huruf
1.
Pengertian Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa
media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam
bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti
lukisan, potret, slide, film, strip,opaque proyektor. Pendapat lain mengatakan
media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal
bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3).
Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29) Media gambar juga diartikan media
yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan
dinikmati dimana saja.
Gambar merupakan salah satu bentuk media
yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai representasi
visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas
atau bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Menurut Hackbarth
yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82) mengemukakan pemanfaatan gambar
dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam beberapa hal, yaitu:
1). Menarik perhatian, pada umumnya semua orang
senang melihat foto/ gambar.
2). Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang
karena suatu hal tidak mudah untuk diamati.
3). Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.
2.
Manfaat Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam
komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses
interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh
sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang dipergunakan guru
3.
Media
Kartu Huruf
Kartu huruf merupakan abjad – abjad yang dituliskan pada potongan - potongan
suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis ( tripleks ). Potongan –
potongan huruf tersebut dapat dipindah – pindahkan sesuai keinginan pembuat
suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik
perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan.
Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata – kata
sesuai dengan keinginannya.
Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan
Hainstock ( 1999:205 ) menjelaskan bahwa kartu – kartu huruf yang telah dibuat
dengan cara sebagai berikut :
a.
Biarkan siswa mengenalkan dirinya
sendiri dengan huruf – huruf dengan cara menemukan huruf – huruf sebagaimana
yang diterima
b.
Pilihlah kata yang terdiri dari tiga
huruf, ucapkan kata – kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari huruf –
huruf yang didengar
c.
Teruskan membuat kata – kata dengan cara
ini hingga siswa mampu bekerja sendiri dengan kata – kata pilihannya
d.
Kata – kata itu bisa dibaca dan ditulis
setelah mereka susun Penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam proses
belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara
tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Gambar dan kartu huruf dapat memberikan nilai yang
sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas
pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu.
E.
Penyebab
kurangnya kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1
Yang
menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah :
1.
siswa kurang latihan karena siswa hanya
belajar disekolah sedangkan dirumah siswa tidak mengulang pelajaran yang
diberikan oleh guru disekolah.
2.
Siswa
sering tidak masuk sekolah disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, pergi
mengikuti orangtua.
3.
Kegiatan belajar mengajar yang monoton
dan kurang menarik, sehingga siswa bosan
4.
Lingkungan keseharian siswa yang
sebagian besar jarang belajar dirumah
5.
Faktor dari orang tua yang ekonominya
lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua.
BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A. Subyek,
Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang
Membantu
1.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam Padang sebanyak 13 siswa dari 7 laki – laki dan
6 perempuan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis
permulaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I Marapalam Kecamatan Padang
Timur Kota Padang
3.
Waktu Penelitian
Pelaksanaan
penelitian ini dilaksanakan pada :
|
No
|
Mata Pelajaran
|
Kegiatan
|
Hari/Tanggal
|
PENGAMAT/
SUPERVISOR
|
|
1
|
Bahasa Indonesia
|
Pra Siklus
|
Kamis, 16 Oktober 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
|
2
|
Siklus I
|
Kamis, 30 Oktober 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
|
|
3
|
Siklus II
|
Kamis, 6 November 2014
|
Desi Zulina, S.PdI
|
4.
Pihak yang Membantu
Dalam
pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman sejawat
sebagai observer dan siswa sebagai subyek penelitian
B. Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur
penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan dua kali
pertemuan. Masing – masing siklus meliputi :
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Pengamatan
( Observasi )
4.
Refleksi
Langkah –
langkah pada model siklus diatas adalah sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Dalam tahapan
ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca dan menulis permulaan
dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf. Adapun langkah – langkah
perencanaannya yaitu:
a.
Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran
b.
Menyusun
indikator pembelajaran
c.
Menyusun
lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
d.
Membuat
alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran
e.
Mempersiapkan
media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
2.
Pelaksanaan
Pada tahap ini,
peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah
dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan diamati dan dikumpulkan data
– datanya, baik data aktifitas selama proses pembelajaran maupun data hasil
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.
3.
Pengamatan
( Observasi )
Pengamatan
(Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta yang cukup
efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan (observasi)
sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati
aktivitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dibantu oleh
supervisor 2 baik mengenai aktivitas siswa maupun aktivitas guru selama proses
pembelajaran.
4.
Refleksi
Hasil observasi
yang dilaksanakan bersama – sama supervisor 2 kemudian didiskusikan. Berbagai
masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan diidentifikasi dan dianalisis.
Hasil identifikasi dan analisismasalah dicari dan ditentukan solusinya untuk
perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
adalah:
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar
kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.
2) Data Kualitatif
Data
kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf serta hasil catatan
lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Untuk
mengumpulkan data – data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan
instrument sebagai berikut :
1.
Lembar
Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap
guru sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan ( observasi ) terhadap
siswa sebagai subyek yang penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai
peneliti adalah jurnal yang telah disediakan. Lembar observasi untuk siswa
sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama
proses pembelajaran
2.
Lembar
tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data –
data dikumpulkan melalui hasil tes
pembelajaran berupa soal – soal yang disusun dalam RPP ( Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu
tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan
pembelajaran setiap siklusnya.
3.
Dokumentasi
diambil pada saat peneliti akan melakukan penelitian dalam proses pembelajaran
membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan
penelitian ini pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam Kota Padang
tentang pembelajaran membaca dan menulis pada tema 3 Kegiatanku sub tema
kegiatan pagi hari pembelajaran 1. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran,
guru bertindak sbagai peneliti sedangkan teman sejawat sebagai pengamat atau
observer.
Hasil
penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1.
Pra Siklus
a.
Perencanaan
1)
Menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai tema kurikulum 2013
2)
Mempersiapkan
langkah – langkah pembelajaran
3)
Mempersiapkan
media pembelajaran
4)
Mempersiapkan
instrument penilaian
b.
Pelaksanaan
Penulis
mengajar tentang membaca dan menulis di kelas I SD Muhammamdiyah I Marapalam,dengan
indikator mengidentifikasi ciri – ciri suasana pagi hari, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan
apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam
kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang ciri – ciri pagi hari dengan menggunakan metode tanya jawab kemudian
diakhir kegiatan mengerjakan lembar kerja siswa.
Tabel. 1. Hasil
pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan ( RP ) /Pra siklus
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
40
|
Kurang
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
0
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
0
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
40
|
Kurang
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
40
|
Kurang
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
40
|
Kurang
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
40
|
Kurang
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
40
|
Kurang
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
40
|
Kurang
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
75
|
Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
20
|
Kurang
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
40
|
Kurang
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
40
|
Kurang
|
|
|
Rata – rata kelas
|
35
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
75
|
|
|
|
Nilai terendah
|
0
|
|
c.
Pengamatan
1). Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat
sehingga siswa kurang perhatian dalam
belajar.
2). Penggunaan metode masih kurang karena guru
menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas.
3). Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
4).
Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut
harus diulang.
5).Media pembelajaran tidak dipajang didepan kelas hanya
menggunakan buku siswa sehingga sebagian siswa sibuk dengan kegiatan yang lain
e. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pelajaran
diperoleh nilainya yang kurang baik dilihat dari keberhasilan siswa
Berdasarkan tabel diatas nilai
evaluasi pra siklus diperoleh dari 13 orang siswa hanya 1 orang yang mendapat
nilai baik . hal ini disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran dan
Kurangnya perhatian siswa diwaktu guru menjelaskan pembelajaran.
2.
Siklus I
a.
Rencana Pembelajaran
1).
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2).
Menyampaikan topik yang akan dipelajari
3).
Menjelaskan tentang ciri – ciri pagi hari dan membedakan
ciri – ciri pagi hari dengan malam hari
4). Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang proses
terbitnya matahari dengan melakukan
percobaan menggunakan globe
5).
Mengadakan tanya jawab.
6). Menyimpulkan pelajaran.
7). Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b. Pelaksanaan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar
penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan
materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis
mengajar tentang mengidentifikasi ciri – ciri pagi hari dengan mengunakan media
gambar yang dipajang di depan kelas. siswa diminta mengamati lalu menuliskan
ciri – ciri tersebut dipapan tulis dan membacanya secara individu dan menjelaskan
proses terbitnya matahari dengan menggunakan globe dan lembar kerja siswa
Tabel
2 : Hasil pembelajaran RPP 1 / Siklus 1
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
60
|
Sedang
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
0
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
0
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
60
|
Sedang
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
60
|
Sedang
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
60
|
Sedang
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
60
|
Sedang
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
100
|
Sangat Baik
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
80
|
Baik
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
100
|
Sangat Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
60
|
Sedang
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
80
|
Baik
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
80
|
Baik
|
|
|
Rata – rata kelas
|
61.5
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
|
|
Nilai terendah
|
0
|
|
c. Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran
dibantu teman sejawat sebagai pengama.
pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata
hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi.
Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator
adalah :
1).
Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
2). Penggunaan
alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat peraga yang digunakan kurang terlihat dari
belakang (Gambarnya terlalu kecil)
3).
Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab,
pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih
ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
4).
Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum mencapai
nilai KKM yaitu 65
LEMBAR
PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata
Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari )
Pembelajaran 1
Kelas : 1 (satu )
Hari
/ Tanggal : Kamis, 30 Oktober
2014
Fokus
Observasi : Penerapan Metode yang
bervariasi dan penggunaan media gambar
|
NO
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
|
1.
|
Ceramah:
a.
Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.
Memberikan Ilustrasi
c.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Tanya
Jawab:
a.
Mengajukan Pertanyaan
b.
Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.
Memindahkan giliran pertanyaan
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Kerja
Kelompok :
a.
Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.
Membagikan LKS
c.
Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.
Memberi bantuan kepada kelompok
|
√
√
|
√
√
|
Kegiatan
dilakukan secara klasikal dan individu
|
|
2.
|
Penggunaan
Media Gambar
|
√
|
|
|
|
|
a.
Memajang Gambar
b.
Meminta Komentar Siswa
|
√
√
|
|
|
Padang, 30 Oktober 2014
Supervisor 2
Desi
Zulina, S.PdI
d. Refleksi
Dari
kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
1). Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.
2). Penggunaan
alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu kecil gambarnya
sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat melihat alat peraga
dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua diharapkan alat peraganya lebih baik
lagi.
3)
Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode
tanya jawab, pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua
guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
4) Hasil
belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan disiklus kedua
hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.
5)
Aktivitas siswa sudah aktif karena guru
menggunakan metode yang benar untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar
hasil belajar yang dicapai maksimal.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
1). Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan
dipelajari.
2). Menjelaskan ciri – ciri
suasana dipagi hari
3). Siswa Membaca bacaan pada buku siswa
4). Membimbing siswa dengan membagi kelompok
5).
Mendiskusikan ciri – ciri suasana pagi hari dan membedakan suasana pagi hari
dan malam hari
6) Masing – masing kelompok diberikan media
gambar dan kartu huruf
7) Kartu huruf terdiri dari huruf – huruf A – Z
sebanyak 15 seri
8) Siswa mencari huruf – huruf yang ada sesuai
dengan benda yang dilihat pada gambar
contoh : pada gambar ada matahari , siswa
mencari huruf – huruf yang terdiri dari huruf m,a,t,a,h,a,r,i dan menyusunnya
menjadi nama benda tersebut.
9).Dengan
melihat gambar siswa diminta menemukan 5 macam benda setelah itu mencari huruf
– huruf yang sesuai dengan nama benda yang ditemukan pada kartu huruf, siswa
menyusun kartu huruf tersebut sesuai dengan nama benda yang ditemukan
10).Masing
– masing kelompok memajang dan membacakan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
Tabel
3. Hasil Pembelajaran RPP 2 / Siklus 2
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
1.
|
Arman Saputra
|
70
|
Baik
|
|
2.
|
Ade Cahaya Ilham
|
20
|
Kurang
|
|
3.
|
Anggun safitri
|
40
|
Kurang
|
|
4.
|
Dhea Anastasha Putri
|
80
|
Baik
|
|
5.
|
Fachri Alif Rahman
|
80
|
Baik
|
|
6.
|
Gilang Defria Syaputra
|
80
|
Baik
|
|
7.
|
Hanifah Jumai Haq
|
70
|
Baik
|
|
8.
|
Mifta Hurahmah
|
100
|
Sangat Baik
|
|
9.
|
M. Zaid Khathab
|
100
|
Sangat Baik
|
|
10.
|
Rezsa Raini Tedi
|
100
|
Sangat Baik
|
|
11.
|
Syintio Langit Prakasa
|
70
|
Baik
|
|
12.
|
Tessa Amalia Putri
|
90
|
Baik
|
|
13.
|
Zacky Kurniawan
|
100
|
Sangat Baik
|
|
|
Rata – rata kelas
|
77
|
|
|
|
Nilai tertinggi
|
100
|
|
|
|
Nilai terendah
|
20
|
|
c. Pengamatan.
1). Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar
yang ditampilkan terlihat oleh siswa karena siswa duduk berkelompok dan masing
– masing kelompok diberikan media gambar
2).Dengan
menggunakan kartu huruf 85 % siswa sudah
dapat menyusun kata, membaca kata yang
disusun dan menuliskan kembali.
Siswa terlihat sangat senang dan berebutan
untuk mendapatkan huruf – huruf yang mereka cari pada kartu huruf.
3).Penggunaan metode sudah cukup baik dengan mengajak siswa berdiskusi
secara kelompok. semua kelompok aktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4).Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai KKM sudah mencapai 85%
LEMBAR
PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata
Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari )
Pembelajaran 1
Kelas : 1 (satu )
Hari
/ Tanggal : Kamis, 6 November 2014
Fokus
Observasi : Penerapan Metode yang
bervariasi dan penggunaan media gambar
|
NO
|
Aspek
yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
|
1.
|
Ceramah:
a.
Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.
Memberikan Ilustrasi
c.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Tanya
Jawab:
a.
Mengajukan Pertanyaan
b.
Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.
Memindahkan giliran pertanyaan
|
√
√
√
|
|
|
|
|
Kerja
Kelompok :
a.
Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.
Membagikan LKS
c.
Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.
Memberi bantuan kepada kelompok
|
√
√
√
√
|
|
|
|
2.
|
Penggunaan
Media Gambar
|
√
|
|
|
|
|
a.
Memajang Gambar
b.
Meminta Komentar Siswa
|
√
√
|
|
|
Padang, 6
November 2014 Supervisor 2
Desi Zulina, S.PdI
d.
Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran
diperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II
dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM
hingga 85% meningkat dari RPP I yang hanya 38%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas 1 dengan materi mengidentifikasi dan menjelaskan suasana
pagi hari sudah dapat mencapai hasil
yang optimal. Dari uraian hasil
penelitian dari setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan
yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja secara sistematis
dan berkelanjutan.
Pada siklus 1 kinerja guru belum terlaksana dengan
baik karena metode mengajar yang digunakan belum mencapai sasaran, guru sudah
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi tapi belum mampu untuk
menarik perhatian seluruh siswa, strategi pembelajaran yang menggunakan metode
diskusi sehingga hanya sebagian siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
Pada siklus 2 guru menerapkan strategi pembelajaran
dengan cara berkelompok sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.
dengan adanya diskusi kelompok setiap kelompok ingin menjadi yang terbaik,
mereka berebutan untuk maju kedepan menempelkan kartu huruf untuk menuliskan
nama benda – benda yang ada pada media gambar. Peningkatan hasil belajar siswa
dari pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah memperbaiki
kinerjanya dalam proses Pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode yang tepat
(ceramah,Tanyajawab, diskusi kelompok ) pada konsep mengidentifikasi suasana
pagi . Metode ceramah digunakan guru
dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi lisan karena lebih efektif
dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode Tanya
jawab digunakan agar setiap siswa berpartisipasi secara aktif, membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dipelajari.
Metode diskusi kelompok digunakan guru untuk memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat ke-simpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah. Siswa berkeinginan untuk melaporkan hasil diskusi ke depan
kelas berarti telah menunjukkan adanya ketrampilan proses dalam pembelajaran
membaca dan menulis.
Metode yang digunakan guru dalam
interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu metode
mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang
sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik.
Pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu
huruf memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa tertarik dan aktif untuk
mengikuti pembelajaran.
Dengan melihat data dari hasil penelitian dapat
dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami
peningkatan.
Sebelum
siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya 1 siswa dari 13
siswa. Pada siklus ke satu jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 38% atau 5
siswa dari 13 siswa. Pada siklus kedua terjadi
perubahan yaitu 85% atau 11 siswa dari 13 siswa mencapai KKM sedangkan 2 siswa
yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa
memerlukan layanan khusus karena mengalami kesulitan dalam mengenal
huruf sehingga sulit untuk membaca dan menulis dan memiliki inteligensia rendah
sedangkan 1 siswa lagi hanya belum mampu untuk mengenal huruf dan sudah dapat
meniru tulisan.
BAB V
SIMPULAN DAN
SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Dalam
penerapan pembelajaran dengan media gambar dan kartu huruf dalam upaya meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I
Marapalam Padang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan
penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian nilai
rata-rata 35, dengan adanya penelitian meningkat menjadi 77. Peningkatan
kemampuan membaca dan menulis siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu
huruf dilaksanakan dalam dua siklus. Dari tindakan ini,
ternyata sikap dan kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat. Secara
keseluruhan siswa yang tadinya belum bisa membaca setelah mengalami proses
pembelajaran dengan menggunakan media gambar siswa mampu membaca kalimat
sederhana. Disamping itu, siswa sudah mampu menyalin tulisan dengan baik dan
benar. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar siswa kelas I SD
Muhammadiyah I Marapalam Padang pada
kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang di
standarkan dengan nilai KKM yaitu 65. Dalam pembelajaran membaca dan menulis
permulaan keterpaduan empat aspek kebahasaan yaitu menyimak,berbicara, membaca,
dan menulis sangat besar dan tidak dapat dipisahkan.
2. Dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari siklus pertama
sampai siklus kedua dan
terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan
pembelajaran mengalami perubahan yang semula masih secara konvensional menjadi
lebih bervariatif. Guru tidak lagi hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam
pembelajaran. Guru dapat membuat strategi pembelajaran sesuai dengan situasi
dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Materi pembelajaran
membaca dan menulis permulaan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa
sehingga rendahnya kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa dapat diatasi. adanya media
pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk mengeluarkan ide –ide pemikirannya,
sehingga membuat siswa menjadi
bersemangat.
B. Saran
Tindak Lanjut
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di
atas dapat disampaikan saran-saran tindak lanjut sebagai berikut:
1. Saran Bagi Guru
a. Guru perlu melakukan tindakan
untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas secara
optimal dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.
c.
Guru hendaknya memberikan penghargaan
baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap hasil karya siswa, sehingga dapat
menambah semangat belajar.
d. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan
harus berani mengadakan perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi siswa.
2. Saran Bagi Siswa
a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan
latihan membaca dengan mendeskripsikan gambar-gambar dan kartu huruf agar lebih lancar dan benar dalam
membaca.
b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan
tangan semakin terampil sehingga mampu
menulis dengan baik dan benar.
c. Siswa harus rajin belajar dengan
melaksanakan latihan – latihan membaca dan menulis baik dirumah, disekolah, dan dimanapun siswa
berada
d. Siswa perlu
keberanian bertanya, baik kepada guru, orangtua, teman, atau kepada siapa saja
yang dianggap mampu dan mengetahui bacaan yang dilihatnya sehingga siswa yang
rajin belajar membaca dan menulis prestasinya lebih baik.
3.
Saran Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala
Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia dengan inovasi dan kreativitas baru dalam
upaya peningkatan kemampuan membaca dan
menulis siswa.
b. Kepala Sekolah hendaknya selalu
memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad S. Harjasujana, dkk , 1985
Membaca, Jakarta, Universitas Terbuka,
Akhadiah, M. K. S, Arsjad, M. G., Ridwan, S. K.,
Zulfahnur Z.F., & Mukti, U.S. (1991/1992).
Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan
Arief S. Sadiman dkk.
1996. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Chaplin, J.P. 2000. Kamus
Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Raja Grafindo
Persada
eprints.uns.ac.id/7692/1/143881308201008401.pdf
diunduh tgl 16/11/2014
eprints.uns.ac.id/8215/1/156342308201012031.pdf
diunduh tgl 16/11/2014
Eysenck, H. J, W.Arnold
dan R. Meili. 1995. Encyclopedia Psychology. West
Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie
J. 1997. Principles of Instructional Design. New York: Holt,
Rinehart and Winston Germany: Fontana/ Collins in Assosiation with search
Press.
Henry Guntur Tarigan 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito
Kamus
Bahasa Indonesia, 1991, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Malik Thachir, 1994. Pandai
Membaca dan Menulis I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Oemar Hamalik. 1994. Media
Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Soelarko. 1980. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
Sternberg, Robert J. 1994. Encyclopedia
of Human Intelligence. New York:Macmillan Publishing Company.
Tarigan. 1986. “ Efektivitas Pengajaran Menulis”.http://www.ialf.edu/bipa/jan
2003 diunduh tgl 15/11/2014
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistim Pendidikan Nasional
Warren, Howard C. 1994. Dictionary
of Psychology. Cambridge, Massachusetts: Houghton
Mifflin Company.
Microtouch Titanium trim reviews - iHOTIAH
BalasHapusMicrotouch Titanium trim reviews. Read our review titanium lug nuts and compare product microtouch trimmer ratings tungsten titanium to see it. Rating: 4.7 titanium studs · 42 votes · £64.99 · 2021 ford escape titanium hybrid In stock
rl653 gabor scarpe donna,vionic italia,danner türkiye ,dannerschoenennederland,inov 8 trail runners ireland ,footjoy zapatos,timberlandoutlet,suprashoesireland,etnies shoes ed375
BalasHapus