Sabtu, 24 Oktober 2015

laporan pkp 1



ABSTRAK


       Siswa di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam  Padang masih banyak yang belum mampu membaca dan menulis dengan tepat.  Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  di kelas I SD Muhammadiyah I  Padang  dan meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal membaca dan menulis permulaan di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam  Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi ), dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama sampai siklus ketiga dan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan




Kata Kunci :  membaca dan menulis permulaan, media gambar, kartu huruf.

















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  32 Tahun 2013 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran dikelas merupakan harapan dan tuntutan setiap perubahan kurikulum
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah dasar sebagai sebuah lembaga formal dalam memberikan layanan pendidikan berperan mendorong tumbuh kembang anak, termasuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca dan menulis permulaan.
Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I sampai dengan Kelas III.
Hakikat dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai serta ketrampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri. Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan – perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber- sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal – awal masa persekolahan adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang – bidang ilmu lainnya disekolah.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis  siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain, Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.
Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis diberikan dengan sederhana. Siswa belajar membaca dan menulis secara bertahap. Pengenalan dimulai dari huruf demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata. Pengajaran ini dikenal dengan Membaca Menulis Permulaan dengan tujuan memperkenalkan cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik tertentu sampai dengan anak mampu mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kalimat sederhana.
Membaca dan menulis merupakan satu aspek ketrampilan yang sulit diajarkan pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam .  Penulis  merasa kesulitan untuk mengajak siswa belajar membaca dan menulis , hanya beberapa siswa yang termotivasi untuk dapat membaca dan menulis . kurangnya kemampuan siswa dalam mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat menjadi permasalahan dikelas. penulis belum mampu menguasai metode yang cocok untuk digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian semua siswa pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa – siswa masih banyak yang belum mampu membaca dan menulis dengan tepat.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa kurang terlibat secara aktif. Dari 13 siswa hampir semua siswa mengalami kesulitan membaca dan menulis. dan yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah siswa kurang latihan, kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan media pembelajaran, sistem kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak masuk sekolah, lingkungan keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua. berdasarkan kenyataan dilapangan, kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Dengan permasalahan yang ada untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar dapat “Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I di SD Muhammadiyah I Marapalam “.

B.       Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang:
1.      Apakah yang menyebabkan siswa kurang mampu membaca dan menulis permulaan?
2.      Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam ?
3.      Bagaimanakah  hasil pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf di kelas l SD Muhammadiyah I Marapalam ?



C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan ini adalah
1.      untuk mengatasi kesulitan siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam dalam membaca dan menulis permulaan.
2.      Untuk mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan
3.      Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Siswa
a.    Hasil belajar siswa meningkat.
b.    Siswa dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa senang mengikuti pembelajaran
2.      Guru
a.    Menjadi guru professional yang mampu merancang perbaikan pembelajaran sehingga mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, dengan demikian guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional
b.     Mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
c.    Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sehingga menjadi guru yang inovatif.
3.        Bagi sekolah:
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kemampuan
Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupun mental. Senada dengan pendapat Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental.
Lain halnya dengan pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) kemampuan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Selaras dengan itu, Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu pertimbangan konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.

B.     Karakteristik Pembelajaran di Sekolah dasar
Anak kelas 1 adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:
1.      Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar dimulai dari hal-hal yang yang  bersifat nyata yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan dalam belajar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Karena Cara belajar anak SD untuk kelas rendah masih bersifat kongkrit maka pelaksanan pembelajaranya diupayakan sedemikian rupa sehingga anak banyak melakukan kegiatan belajar melalui pengalaman langsung.
2.     Integratif
Pada tahap usia SD anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3.    Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Pembelajaran di SD perlu memperhatikan landasan psikologis yang mendasari perilaku belajar anak. Sebagai seorang guru SD yang profesional Anda perlu memahami secara mendalam tentang kajian psikologis dan teori belajar agar dapat mengaplikasikannya dalam berbagai peristiwa belajar, serta mampu memecahkan masalah pada saat siswa mengalami kesulitan dalalam belajar.



C.    Membaca dan Menulis Permulaan
1.        Pengertian Membaca
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca ( 1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ", Oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah " melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ". Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata ‑ kata / bahasa tulis.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.
Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang – lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata / kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan ini dapat disebut membaca. Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar kelas rendah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S Harjasujana ( 1985: 3 ) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespons lambang – lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh semua anak dan harus dikembangkan, karena itu pembelajaran membaca dan menulis permulaan harus dimulai sejak anak kelas I sekolah Dasar. Sehingga anak memiliki kompetensi dasar membaca yang baik.
Menurut Broughton sebagaimana dikutip oleh Henry Guntur Tarigan secara garis besar ada dua aspek penting dalam membaca yaitu :
a.       Ketrampilan yang bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup :
(a) pengenalan bentuk huruf,
(b) pengenalan unsur – unsur linguistic;
(c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
      (d) kecepatan membaca ke taraf lambat
b.      Ketrampilan yang bersifat pemahaman , dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup :
(a) memahami pengertian sederhana;
(b) memahami signifikasi atau makna;
(c) evaluasi atau penilaian; dan
(d) kecepatan membaca fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan

2.        Membaca Permulaan
       Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) menyebutkan ada beberapa aspek ‑ aspek membaca, diantaranya : penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik ( fonim, kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain ), pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan dengan buku.
       Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan.

3.        Tujuan Membaca Permulaan
       Tujuan membaca permulaan menurut Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) adalah dapat melafalkan huruf‑huruf dengan baik, dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan baik, dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya
       Pada tahun ‑ tahun pertama, pengajaran SD adalah saat pertama kalinya Bahasa secara resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat pelajaran dan model secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai.

4.        Pengertian Menulis
       Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)  menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).

5.        Menulis Permulaan
       Kegiatan menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis, menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
       Sama halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk melihat tulisan guru dan kegiatan dikte yang baik dan sering. Bentuk tulisan yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak bersambung).

6.        Tujuan Menulis Permulaan
       Tujuan Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
a.       Dapat mengambil sikap duduk / tegak dengan baik
b.      Dapat memegang pensil dengan baik
c.       Dapat meletakkan buku dengan baik.
d.      Dapat mengambil jarak antar mata, dan buku dengan betul.
e.       Dapat menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m
f.       Dapat menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam kalimat.
Contoh penerapannya :
1). Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan  huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2). Guru menyediakan beberapa gambar.
3). Contoh huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4). Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah   disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5). Menulis huruf depan suatu kata.
Guru menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6).Menulis kata
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar tersebut, anak diminta menulis kata tersebut .
D.    Hakikat Media Gambar dan Kartu Huruf
1.        Pengertian Media Gambar
       Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,opaque proyektor. Pendapat lain mengatakan media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3). Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29) Media gambar juga diartikan media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
       Gambar merupakan salah satu bentuk media yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Menurut Hackbarth yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82) mengemukakan pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam beberapa hal, yaitu:
1).  Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto/   gambar.
2).  Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang karena suatu hal tidak mudah untuk diamati.
3).  Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.

2.        Manfaat Media Gambar
       Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru



3.        Media Kartu Huruf
       Kartu huruf merupakan abjad – abjad yang dituliskan pada potongan - potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis ( tripleks ). Potongan – potongan huruf tersebut dapat dipindah – pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata – kata sesuai dengan keinginannya.
       Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan Hainstock ( 1999:205 ) menjelaskan bahwa kartu – kartu huruf yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut :
a.         Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf – huruf dengan cara menemukan huruf – huruf sebagaimana yang diterima
b.        Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata – kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari huruf – huruf yang didengar
c.         Teruskan membuat kata – kata dengan cara ini hingga siswa mampu bekerja sendiri dengan kata – kata pilihannya
d.        Kata – kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun Penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam proses belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Gambar  dan kartu huruf dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu.

E.     Penyebab kurangnya kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1
Yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah :
1.    siswa kurang latihan karena siswa hanya belajar disekolah sedangkan dirumah siswa tidak mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
2.     Siswa sering tidak masuk sekolah disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, pergi mengikuti orangtua.
3.    Kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa bosan
4.    Lingkungan keseharian siswa yang sebagian besar jarang belajar dirumah
5.    Faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua.
























BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subyek, Tempat, dan Waktu  Penelitian, Pihak yang Membantu
1.        Subyek  Penelitian
       Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD  Muhammadiyah I Marapalam Padang sebanyak 13 siswa dari 7 laki – laki dan 6 perempuan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis permulaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
2.        Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I Marapalam Kecamatan Padang Timur Kota Padang
3.        Waktu Penelitian
        Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada :
No
Mata Pelajaran
Kegiatan
Hari/Tanggal
PENGAMAT/
SUPERVISOR
1

Bahasa Indonesia
Pra Siklus
Kamis, 16 Oktober 2014
Desi Zulina, S.PdI
2
Siklus I
Kamis, 30 Oktober 2014
Desi Zulina, S.PdI
3
Siklus II
Kamis, 6 November 2014
Desi Zulina, S.PdI

4.        Pihak yang Membantu
       Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman sejawat sebagai observer dan siswa sebagai subyek penelitian

B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan dua kali pertemuan. Masing – masing siklus meliputi :

1.        Perencanaan
2.        Pelaksanaan
3.        Pengamatan ( Observasi )
4.        Refleksi
Langkah – langkah pada model siklus diatas adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
       Dalam tahapan ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf. Adapun langkah – langkah perencanaannya yaitu:
a.       Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b.      Menyusun indikator pembelajaran
c.       Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
d.      Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran
e.       Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
2.      Pelaksanaan
      Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan diamati dan dikumpulkan data – datanya, baik data aktifitas selama proses pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.
3.      Pengamatan ( Observasi )
       Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan (observasi) sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati aktivitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dibantu oleh supervisor 2 baik mengenai aktivitas siswa maupun aktivitas guru selama proses pembelajaran.
4.      Refleksi
       Hasil observasi yang dilaksanakan bersama – sama supervisor 2 kemudian didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisismasalah dicari dan ditentukan solusinya untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

C.      Teknik Analisis Data
       Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1)     Data Kuantitatif
        Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.
2)   Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Untuk mengumpulkan data – data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan instrument sebagai berikut :
1.      Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan ( observasi ) terhadap siswa sebagai subyek yang penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai peneliti adalah jurnal yang telah disediakan. Lembar observasi untuk siswa sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran


2.      Lembar tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data – data  dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran berupa soal – soal yang disusun dalam RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.
3.      Dokumentasi diambil pada saat peneliti akan melakukan penelitian dalam proses pembelajaran membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
       Pelaksanaan penelitian ini pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam Kota Padang tentang pembelajaran membaca dan menulis pada tema 3 Kegiatanku sub tema kegiatan pagi hari pembelajaran 1. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru bertindak sbagai peneliti sedangkan teman sejawat sebagai pengamat atau observer.
       Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1.        Pra Siklus
a.         Perencanaan
1)      Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai tema kurikulum 2013
2)      Mempersiapkan langkah – langkah pembelajaran
3)      Mempersiapkan media pembelajaran
4)      Mempersiapkan instrument penilaian
b.        Pelaksanaan
       Penulis mengajar tentang membaca dan menulis di kelas I SD Muhammamdiyah I Marapalam,dengan indikator mengidentifikasi ciri – ciri suasana pagi hari,  menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang ciri – ciri pagi hari  dengan menggunakan metode tanya jawab kemudian diakhir kegiatan mengerjakan lembar kerja siswa.








Tabel. 1. Hasil pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan ( RP ) /Pra siklus
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
40
Kurang
2.
Ade Cahaya Ilham
0
Kurang
3.
Anggun safitri
0
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
40
Kurang
5.
Fachri Alif Rahman
40
Kurang
6.
Gilang Defria Syaputra
40
Kurang
7.
Hanifah Jumai Haq
40
Kurang
8.
Mifta Hurahmah
40
Kurang
9.
M. Zaid Khathab
40
Kurang
10.
Rezsa Raini Tedi
75
Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
20
Kurang
12.
Tessa Amalia Putri
40
Kurang
13.
Zacky Kurniawan
40
Kurang

Rata – rata kelas
35


Nilai tertinggi
75


Nilai terendah
0


c.         Pengamatan
1). Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat sehingga siswa kurang  perhatian dalam belajar.
2). Penggunaan metode masih kurang karena guru menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas.
3). Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
4). Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut harus diulang.
5).Media pembelajaran tidak dipajang didepan kelas hanya menggunakan buku siswa sehingga sebagian siswa sibuk dengan kegiatan yang lain
e.    Refleksi
                     Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pelajaran diperoleh nilainya yang kurang baik dilihat dari keberhasilan siswa
              Berdasarkan tabel diatas nilai evaluasi pra siklus diperoleh dari 13 orang siswa hanya 1 orang yang mendapat nilai baik . hal ini disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran dan Kurangnya perhatian siswa diwaktu guru menjelaskan pembelajaran.

2.        Siklus I
a.    Rencana Pembelajaran
1). Menyampaikan tujuan pembelajaran
2). Menyampaikan topik yang akan dipelajari
3). Menjelaskan tentang ciri – ciri pagi hari dan membedakan ciri –   ciri pagi      hari dengan malam hari
4). Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang proses terbitnya matahari  dengan melakukan percobaan  menggunakan globe
5). Mengadakan tanya jawab.
6). Menyimpulkan pelajaran.
7). Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b.   Pelaksanaan
       Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis mengajar tentang mengidentifikasi ciri – ciri pagi hari dengan mengunakan media gambar yang dipajang di depan kelas. siswa diminta mengamati lalu menuliskan ciri – ciri tersebut dipapan tulis dan membacanya secara individu dan menjelaskan proses terbitnya matahari dengan menggunakan globe dan lembar kerja siswa
Tabel 2 : Hasil pembelajaran RPP 1 / Siklus 1
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
60
Sedang
2.
Ade Cahaya Ilham
0
Kurang
3.
Anggun safitri
0
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
60
Sedang
5.
Fachri Alif Rahman
60
Sedang
6.
Gilang Defria Syaputra
60
Sedang
7.
Hanifah Jumai Haq
60
Sedang
8.
Mifta Hurahmah
100
Sangat Baik
9.
M. Zaid Khathab
80
Baik
10.
Rezsa Raini Tedi
100
Sangat Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
60
Sedang
12.
Tessa Amalia Putri
80
Baik
13.
Zacky Kurniawan
80
Baik

Rata – rata kelas
61.5


Nilai tertinggi
100


Nilai terendah
0


c.    Pengamatan
       Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai pengama. pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :
1). Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
2). Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat   peraga yang digunakan kurang terlihat dari belakang (Gambarnya terlalu kecil)
3). Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab, pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
4). Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM  yaitu 65









LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
   Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1
Kelas                           : 1 (satu )
Hari / Tanggal             : Kamis, 30 Oktober 2014
Fokus Observasi         : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar
NO
Aspek yang diobservasi

Kemunculan
Komentar
Ada
Tidak Ada
1.
Ceramah:
a.    Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.    Memberikan Ilustrasi
c.    Menyampaikan tujuan pembelajaran







Tanya Jawab:
a.     Mengajukan Pertanyaan
b.     Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.     Memindahkan giliran pertanyaan








Kerja Kelompok :
a.    Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.    Membagikan LKS
c.    Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.   Memberi bantuan kepada kelompok

















Kegiatan dilakukan secara klasikal dan individu
2.
Penggunaan Media Gambar




a.    Memajang Gambar
b.    Meminta Komentar Siswa



                                                                                                     Padang,   30 Oktober 2014                     
Supervisor  2



Desi Zulina, S.PdI
d.    Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan    pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
1).  Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.
2). Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu kecil gambarnya sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat melihat alat peraga dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua diharapkan alat peraganya lebih baik lagi.
3)   Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode tanya jawab, pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
4) Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan disiklus kedua hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.
5)  Aktivitas siswa sudah aktif karena guru menggunakan metode yang benar untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar hasil belajar yang dicapai maksimal.

3.    Siklus 2
a.   Perencanaan
1). Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan dipelajari.
2).  Menjelaskan ciri – ciri suasana dipagi hari
3).  Siswa Membaca bacaan pada buku siswa
4).  Membimbing siswa dengan membagi kelompok
5). Mendiskusikan ciri – ciri suasana pagi hari dan membedakan suasana pagi hari dan malam hari
6)  Masing – masing kelompok diberikan media gambar dan kartu huruf
7)  Kartu huruf terdiri dari huruf – huruf A – Z sebanyak 15 seri
8)  Siswa mencari huruf – huruf yang ada sesuai dengan benda yang dilihat pada gambar
     contoh : pada gambar ada matahari , siswa mencari huruf – huruf yang terdiri dari huruf m,a,t,a,h,a,r,i dan menyusunnya menjadi nama benda tersebut.
9).Dengan melihat gambar siswa diminta menemukan 5 macam benda setelah itu mencari huruf – huruf yang sesuai dengan nama benda yang ditemukan pada kartu huruf, siswa menyusun kartu huruf tersebut sesuai dengan nama benda yang ditemukan
10).Masing – masing kelompok memajang dan membacakan hasil diskusi kelompok didepan kelas.

Tabel 3. Hasil Pembelajaran RPP 2 / Siklus 2
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
70
Baik
2.
Ade Cahaya Ilham
20
Kurang
3.
Anggun safitri
40
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
80
Baik
5.
Fachri Alif Rahman
80
Baik
6.
Gilang Defria Syaputra
80
Baik
7.
Hanifah Jumai Haq
70
Baik
8.
Mifta Hurahmah
100
Sangat Baik
9.
M. Zaid Khathab
100
Sangat Baik
10.
Rezsa Raini Tedi
100
Sangat Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
70
Baik
12.
Tessa Amalia Putri
90
Baik
13.
Zacky Kurniawan
100
Sangat Baik

Rata – rata kelas
77


Nilai tertinggi
100


Nilai terendah
20


    c.  Pengamatan.
1). Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar yang ditampilkan terlihat oleh siswa karena siswa duduk berkelompok dan masing – masing kelompok diberikan media gambar
2).Dengan menggunakan kartu huruf  85 % siswa sudah dapat  menyusun kata, membaca kata yang disusun dan menuliskan kembali.
     Siswa terlihat sangat senang dan berebutan untuk mendapatkan huruf – huruf yang mereka cari pada kartu huruf.
3).Penggunaan metode sudah cukup baik dengan mengajak siswa berdiskusi secara kelompok. semua kelompok aktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4).Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai  KKM sudah mencapai 85%

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
   Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1
Kelas                           : 1 (satu )
Hari / Tanggal             :  Kamis, 6 November 2014
Fokus Observasi         : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar
NO
Aspek yang diobservasi

Kemunculan
Komentar
Ada
Tidak Ada
1.
Ceramah:
a.    Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.    Memberikan Ilustrasi
c.    Menyampaikan tujuan pembelajaran







Tanya Jawab:
a.    Mengajukan Pertanyaan
b.    Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.    Memindahkan giliran pertanyaan








Kerja Kelompok :
a.    Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.    Membagikan LKS
c.    Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.   Memberi bantuan kepada kelompok









2.
Penggunaan Media Gambar




a.     Memajang Gambar
b.    Meminta Komentar Siswa



     Padang,    6 November   2014                               Supervisor  2



      Desi Zulina, S.PdI    

d.       Refleksi
       Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM hingga 85% meningkat dari RPP I yang hanya 38%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.

B.       Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 dengan materi mengidentifikasi dan menjelaskan suasana pagi hari  sudah dapat mencapai hasil yang optimal. Dari uraian hasil penelitian dari setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja secara sistematis dan berkelanjutan.
Pada siklus 1 kinerja guru belum terlaksana dengan baik karena metode mengajar yang digunakan belum mencapai sasaran, guru sudah menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi tapi belum mampu untuk menarik perhatian seluruh siswa, strategi pembelajaran yang menggunakan metode diskusi sehingga hanya sebagian siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
Pada siklus 2 guru menerapkan strategi pembelajaran dengan cara berkelompok sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. dengan adanya diskusi kelompok setiap kelompok ingin menjadi yang terbaik, mereka berebutan untuk maju kedepan menempelkan kartu huruf untuk menuliskan nama benda – benda yang ada pada media gambar. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah memperbaiki kinerjanya dalam proses Pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode yang tepat (ceramah,Tanyajawab, diskusi kelompok ) pada konsep mengidentifikasi suasana pagi . Metode ceramah digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi lisan karena lebih efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode Tanya jawab digunakan agar setiap siswa berpartisipasi secara aktif, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dipelajari. Metode diskusi kelompok digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat ke-simpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Siswa berkeinginan untuk melaporkan hasil diskusi ke depan kelas berarti telah menunjukkan adanya ketrampilan proses dalam pembelajaran membaca dan menulis.
       Metode yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik.
Pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa tertarik dan aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Dengan melihat data dari hasil penelitian dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami peningkatan.
Sebelum siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya 1 siswa dari 13 siswa. Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 38% atau 5 siswa dari 13 siswa. Pada siklus kedua terjadi perubahan yaitu 85% atau 11 siswa dari 13 siswa mencapai KKM sedangkan 2 siswa yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa  memerlukan layanan khusus karena mengalami kesulitan dalam mengenal huruf sehingga sulit untuk membaca dan menulis dan memiliki inteligensia rendah sedangkan 1 siswa lagi hanya belum mampu untuk mengenal huruf dan sudah dapat meniru tulisan.























BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.      Simpulan
       Dalam penerapan pembelajaran dengan media gambar dan kartu huruf dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang  dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian nilai rata-rata 35, dengan adanya penelitian meningkat menjadi 77. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  dilaksanakan dalam dua siklus. Dari tindakan ini, ternyata sikap dan kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat. Secara keseluruhan siswa yang tadinya belum bisa membaca setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar siswa mampu membaca kalimat sederhana. Disamping itu, siswa sudah mampu menyalin tulisan dengan baik dan benar. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang  pada kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang di standarkan dengan nilai KKM yaitu 65. Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan keterpaduan empat aspek kebahasaan yaitu menyimak,berbicara, membaca, dan menulis sangat besar dan tidak dapat dipisahkan.
2.      Dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama sampai siklus kedua dan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang semula masih secara konvensional menjadi lebih bervariatif. Guru tidak lagi hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam pembelajaran. Guru dapat membuat strategi pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Materi pembelajaran membaca dan menulis permulaan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa sehingga rendahnya kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa dapat diatasi. adanya media pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk mengeluarkan ide –ide pemikirannya, sehingga membuat siswa menjadi  bersemangat.

B.       Saran Tindak Lanjut
       Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran tindak lanjut sebagai berikut:
       1. Saran Bagi Guru
           a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas secara optimal dalam pembelajaran.
 b. Guru hendaknya menggunakan media gambar  dan kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.
c.   Guru hendaknya memberikan penghargaan baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap hasil karya siswa, sehingga dapat menambah semangat belajar.
d.  Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus berani mengadakan perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

2. Saran Bagi Siswa
 a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan latihan membaca dengan mendeskripsikan gambar-gambar dan  kartu huruf agar lebih lancar dan benar dalam membaca.
 b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan tangan semakin terampil  sehingga mampu menulis dengan baik dan benar.
 c. Siswa harus rajin belajar dengan melaksanakan latihan – latihan membaca dan menulis  baik dirumah, disekolah, dan dimanapun siswa berada
d. Siswa perlu keberanian bertanya, baik kepada guru, orangtua, teman, atau kepada siapa saja yang dianggap mampu dan mengetahui bacaan yang dilihatnya sehingga siswa yang rajin belajar membaca dan menulis prestasinya lebih baik.

3. Saran Bagi Kepala Sekolah
  a.  Kepala Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia  dengan inovasi dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan  kemampuan membaca dan menulis siswa.
 b. Kepala Sekolah hendaknya selalu memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.














DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Harjasujana, dkk , 1985  Membaca,  Jakarta, Universitas Terbuka,
Akhadiah, M. K. S, Arsjad, M. G., Ridwan, S. K., Zulfahnur Z.F., & Mukti, U.S.   (1991/1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan      Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan
Arief S. Sadiman dkk. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Raja Grafindo Persada
           eprints.uns.ac.id/7692/1/143881308201008401.pdf diunduh tgl 16/11/2014
           eprints.uns.ac.id/8215/1/156342308201012031.pdf diunduh tgl 16/11/2014
Eysenck, H. J, W.Arnold dan R. Meili. 1995. Encyclopedia Psychology. West
Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie J. 1997. Principles of Instructional Design.  New York: Holt, Rinehart and Winston Germany: Fontana/ Collins in Assosiation with search Press.
Henry Guntur Tarigan 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan  Berbahasa. Bandung: Tarsito
Kamus Bahasa Indonesia, 1991, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Malik Thachir, 1994. Pandai Membaca dan Menulis I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Soelarko. 1980. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  32 Tahun 2013
Sternberg, Robert J. 1994. Encyclopedia of Human Intelligence. New York:Macmillan Publishing Company.
Tarigan. 1986. “ Efektivitas Pengajaran Menulis”.http://www.ialf.edu/bipa/jan 2003 diunduh tgl 15/11/2014
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Warren, Howard C. 1994. Dictionary of Psychology. Cambridge, Massachusetts: Houghton Mifflin Company.



LAPORAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH I MARAPALAM

Mata Kuliah                     :  Pemantapan Kemampuan Profesional
Kode Mata Kuliah  :  PDGK 4501
Masa Registrasi    :  2014.2

http://www.perpustakaan.org/wp-content/uploads/2012/09/S1-Perpustakaan-di-UT.jpg
Oleh :
DARMIATI
NIM. 822648118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
POKJAR PADANG TIMUR
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PADANG
2014
ABSTRAK


       Siswa di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam  Padang masih banyak yang belum mampu membaca dan menulis dengan tepat.  Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang  dan meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal membaca dan menulis permulaan di kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam  Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi ), dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama sampai siklus ketiga dan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan




Kata Kunci :  membaca dan menulis permulaan, media gambar, kartu huruf.

















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  32 Tahun 2013 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran dikelas merupakan harapan dan tuntutan setiap perubahan kurikulum
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan Pendidikan Nasional yang berfungsi “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah dasar sebagai sebuah lembaga formal dalam memberikan layanan pendidikan berperan mendorong tumbuh kembang anak, termasuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca dan menulis permulaan.
Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari Kelas I sampai dengan Kelas III.
Hakikat dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.
Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata‑mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai serta ketrampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap dan nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar yang menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri. Hal ini memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif sehingga dikemudian hari mereka dapat menghadapi perubahan – perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan bagi pembangunan Bangsa.
Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber- sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.
Hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal – awal masa persekolahan adalah kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang – bidang ilmu lainnya disekolah.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca dan menulis  siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain, Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis secara terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan yang rumit.
Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis diberikan dengan sederhana. Siswa belajar membaca dan menulis secara bertahap. Pengenalan dimulai dari huruf demi huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata. Pengajaran ini dikenal dengan Membaca Menulis Permulaan dengan tujuan memperkenalkan cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik tertentu sampai dengan anak mampu mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan kata lain kalimat sederhana.
Membaca dan menulis merupakan satu aspek ketrampilan yang sulit diajarkan pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam .  Penulis  merasa kesulitan untuk mengajak siswa belajar membaca dan menulis , hanya beberapa siswa yang termotivasi untuk dapat membaca dan menulis . kurangnya kemampuan siswa dalam mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat menjadi permasalahan dikelas. penulis belum mampu menguasai metode yang cocok untuk digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian semua siswa pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa – siswa masih banyak yang belum mampu membaca dan menulis dengan tepat.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa kurang terlibat secara aktif. Dari 13 siswa hampir semua siswa mengalami kesulitan membaca dan menulis. dan yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah siswa kurang latihan, kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan media pembelajaran, sistem kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak masuk sekolah, lingkungan keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua. berdasarkan kenyataan dilapangan, kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).
Dengan permasalahan yang ada untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar dapat “Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I di SD Muhammadiyah I Marapalam “.

B.       Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang:
1.      Apakah yang menyebabkan siswa kurang mampu membaca dan menulis permulaan?
2.      Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam ?
3.      Bagaimanakah  hasil pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf di kelas l SD Muhammadiyah I Marapalam ?



C.      Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian perbaikan ini adalah
1.      untuk mengatasi kesulitan siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam dalam membaca dan menulis permulaan.
2.      Untuk mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan
3.      Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf

D.      Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Siswa
a.    Hasil belajar siswa meningkat.
b.    Siswa dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa senang mengikuti pembelajaran
2.      Guru
a.    Menjadi guru professional yang mampu merancang perbaikan pembelajaran sehingga mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, dengan demikian guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional
b.     Mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
c.    Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sehingga menjadi guru yang inovatif.
3.        Bagi sekolah:
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kemampuan
Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupun mental. Senada dengan pendapat Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental.
Lain halnya dengan pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) kemampuan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Selaras dengan itu, Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu pertimbangan konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu aktivitas.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas.

B.     Karakteristik Pembelajaran di Sekolah dasar
Anak kelas 1 adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:
1.      Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar dimulai dari hal-hal yang yang  bersifat nyata yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan dalam belajar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Karena Cara belajar anak SD untuk kelas rendah masih bersifat kongkrit maka pelaksanan pembelajaranya diupayakan sedemikian rupa sehingga anak banyak melakukan kegiatan belajar melalui pengalaman langsung.
2.     Integratif
Pada tahap usia SD anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3.    Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Pembelajaran di SD perlu memperhatikan landasan psikologis yang mendasari perilaku belajar anak. Sebagai seorang guru SD yang profesional Anda perlu memahami secara mendalam tentang kajian psikologis dan teori belajar agar dapat mengaplikasikannya dalam berbagai peristiwa belajar, serta mampu memecahkan masalah pada saat siswa mengalami kesulitan dalalam belajar.



C.    Membaca dan Menulis Permulaan
1.        Pengertian Membaca
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca ( 1990 : 62 ) adalah lihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ", Oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 63 ) tujuan utama membaca adalah " melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ". Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan (1986 : 7) adalah sebagai berikut, " membaca suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata ‑ kata / bahasa tulis.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan tulis.
Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang – lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah rangkaian kata / kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan ini dapat disebut membaca. Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar kelas rendah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S Harjasujana ( 1985: 3 ) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespons lambang – lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh semua anak dan harus dikembangkan, karena itu pembelajaran membaca dan menulis permulaan harus dimulai sejak anak kelas I sekolah Dasar. Sehingga anak memiliki kompetensi dasar membaca yang baik.
Menurut Broughton sebagaimana dikutip oleh Henry Guntur Tarigan secara garis besar ada dua aspek penting dalam membaca yaitu :
a.       Ketrampilan yang bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup :
(a) pengenalan bentuk huruf,
(b) pengenalan unsur – unsur linguistic;
(c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan
      (d) kecepatan membaca ke taraf lambat
b.      Ketrampilan yang bersifat pemahaman , dapat dianggap pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup :
(a) memahami pengertian sederhana;
(b) memahami signifikasi atau makna;
(c) evaluasi atau penilaian; dan
(d) kecepatan membaca fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan

2.        Membaca Permulaan
       Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) menyebutkan ada beberapa aspek ‑ aspek membaca, diantaranya : penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur - unsur linguistik ( fonim, kata, frase, kalimat, dan lain‑ lain ), pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, dan kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam membaca, maka yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan dibagi dua macam, yaitu : Membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan dengan buku.
       Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan.

3.        Tujuan Membaca Permulaan
       Tujuan membaca permulaan menurut Henry Guntur Tarigan ( 1986: 8 ) adalah dapat melafalkan huruf‑huruf dengan baik, dapat melafalkan huruf‑huruf dalam kata ulangan dengan baik, dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya
       Pada tahun ‑ tahun pertama, pengajaran SD adalah saat pertama kalinya Bahasa secara resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena adanya keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat menggunakan alat pelajaran dan model secara efektif agar keterampilan membaca dapat dicapai.

4.        Pengertian Menulis
       Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti mengarang,membuat surat) dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968)  menurut pengertian ini menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).

5.        Menulis Permulaan
       Kegiatan menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan secara terpadu. dengan kegiatan membaca sebab kegiatan membaca biasanya diikuti dengan kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap ‑ tahap awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam ‑ macam garis, menebalkan huruf / kata, menyiapkan dan sebagainya.
       Sama halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam mengenalkan huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup / buka mata untuk melihat tulisan guru dan kegiatan dikte yang baik dan sering. Bentuk tulisan yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung ( tegak bersambung).

6.        Tujuan Menulis Permulaan
       Tujuan Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir ( 1996 ) dijelaskan sebagai berikut:
a.       Dapat mengambil sikap duduk / tegak dengan baik
b.      Dapat memegang pensil dengan baik
c.       Dapat meletakkan buku dengan baik.
d.      Dapat mengambil jarak antar mata, dan buku dengan betul.
e.       Dapat menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m
f.       Dapat menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi dalam kalimat.
Contoh penerapannya :
1). Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan  huruf tegak bersambung yang sudah baku.
2). Guru menyediakan beberapa gambar.
3). Contoh huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
4). Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah   disediakan oleh guru dengan kartu huruf
5). Menulis huruf depan suatu kata.
Guru menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf depan kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta menuliskan huruf depan dari kata yang sesuai dengan gambar
6).Menulis kata
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah gambar tersebut, anak diminta menulis kata tersebut .
D.    Hakikat Media Gambar dan Kartu Huruf
1.        Pengertian Media Gambar
       Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,opaque proyektor. Pendapat lain mengatakan media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980: 3). Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29) Media gambar juga diartikan media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
       Gambar merupakan salah satu bentuk media yang masuk dalam kategori grafis. Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Menurut Hackbarth yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82) mengemukakan pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu guru dalam beberapa hal, yaitu:
1).  Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto/   gambar.
2).  Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang karena suatu hal tidak mudah untuk diamati.
3).  Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.

2.        Manfaat Media Gambar
       Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru



3.        Media Kartu Huruf
       Kartu huruf merupakan abjad – abjad yang dituliskan pada potongan - potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis ( tripleks ). Potongan – potongan huruf tersebut dapat dipindah – pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata – kata sesuai dengan keinginannya.
       Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan Hainstock ( 1999:205 ) menjelaskan bahwa kartu – kartu huruf yang telah dibuat dengan cara sebagai berikut :
a.         Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf – huruf dengan cara menemukan huruf – huruf sebagaimana yang diterima
b.        Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata – kata itu kepada siswa dan biarkan dia mencari huruf – huruf yang didengar
c.         Teruskan membuat kata – kata dengan cara ini hingga siswa mampu bekerja sendiri dengan kata – kata pilihannya
d.        Kata – kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun Penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam proses belajar mengajar akan memberikan hasil yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi pelajaran dan mendukung. Gambar  dan kartu huruf dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu.

E.     Penyebab kurangnya kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 1
Yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah :
1.    siswa kurang latihan karena siswa hanya belajar disekolah sedangkan dirumah siswa tidak mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
2.     Siswa sering tidak masuk sekolah disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit, pergi mengikuti orangtua.
3.    Kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa bosan
4.    Lingkungan keseharian siswa yang sebagian besar jarang belajar dirumah
5.    Faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua.
























BAB. III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.      Subyek, Tempat, dan Waktu  Penelitian, Pihak yang Membantu
1.        Subyek  Penelitian
       Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD  Muhammadiyah I Marapalam Padang sebanyak 13 siswa dari 7 laki – laki dan 6 perempuan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis permulaan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.
2.        Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Muhammadiyah I Marapalam Kecamatan Padang Timur Kota Padang
3.        Waktu Penelitian
        Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada :
No
Mata Pelajaran
Kegiatan
Hari/Tanggal
PENGAMAT/
SUPERVISOR
1

Bahasa Indonesia
Pra Siklus
Kamis, 16 Oktober 2014
Desi Zulina, S.PdI
2
Siklus I
Kamis, 30 Oktober 2014
Desi Zulina, S.PdI
3
Siklus II
Kamis, 6 November 2014
Desi Zulina, S.PdI

4.        Pihak yang Membantu
       Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman sejawat sebagai observer dan siswa sebagai subyek penelitian

B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan dua kali pertemuan. Masing – masing siklus meliputi :

1.        Perencanaan
2.        Pelaksanaan
3.        Pengamatan ( Observasi )
4.        Refleksi
Langkah – langkah pada model siklus diatas adalah sebagai berikut :
1.      Perencanaan
       Dalam tahapan ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf. Adapun langkah – langkah perencanaannya yaitu:
a.       Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b.      Menyusun indikator pembelajaran
c.       Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
d.      Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran
e.       Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
2.      Pelaksanaan
      Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan diamati dan dikumpulkan data – datanya, baik data aktifitas selama proses pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.
3.      Pengamatan ( Observasi )
       Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan (observasi) sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati aktivitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dibantu oleh supervisor 2 baik mengenai aktivitas siswa maupun aktivitas guru selama proses pembelajaran.
4.      Refleksi
       Hasil observasi yang dilaksanakan bersama – sama supervisor 2 kemudian didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisismasalah dicari dan ditentukan solusinya untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

C.      Teknik Analisis Data
       Teknik analisis data yang digunakan adalah:
1)     Data Kuantitatif
        Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.
2)   Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf serta hasil catatan lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.
Untuk mengumpulkan data – data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan instrument sebagai berikut :
1.      Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru sebagai peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan ( observasi ) terhadap siswa sebagai subyek yang penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai peneliti adalah jurnal yang telah disediakan. Lembar observasi untuk siswa sebagai subyek perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran


2.      Lembar tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data – data  dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran berupa soal – soal yang disusun dalam RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran dimasukkan kedalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.
3.      Dokumentasi diambil pada saat peneliti akan melakukan penelitian dalam proses pembelajaran membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
       Pelaksanaan penelitian ini pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah I Marapalam Kota Padang tentang pembelajaran membaca dan menulis pada tema 3 Kegiatanku sub tema kegiatan pagi hari pembelajaran 1. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru bertindak sbagai peneliti sedangkan teman sejawat sebagai pengamat atau observer.
       Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1.        Pra Siklus
a.         Perencanaan
1)      Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai tema kurikulum 2013
2)      Mempersiapkan langkah – langkah pembelajaran
3)      Mempersiapkan media pembelajaran
4)      Mempersiapkan instrument penilaian
b.        Pelaksanaan
       Penulis mengajar tentang membaca dan menulis di kelas I SD Muhammamdiyah I Marapalam,dengan indikator mengidentifikasi ciri – ciri suasana pagi hari,  menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis menyampaikan penjelasan tentang ciri – ciri pagi hari  dengan menggunakan metode tanya jawab kemudian diakhir kegiatan mengerjakan lembar kerja siswa.








Tabel. 1. Hasil pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan ( RP ) /Pra siklus
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
40
Kurang
2.
Ade Cahaya Ilham
0
Kurang
3.
Anggun safitri
0
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
40
Kurang
5.
Fachri Alif Rahman
40
Kurang
6.
Gilang Defria Syaputra
40
Kurang
7.
Hanifah Jumai Haq
40
Kurang
8.
Mifta Hurahmah
40
Kurang
9.
M. Zaid Khathab
40
Kurang
10.
Rezsa Raini Tedi
75
Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
20
Kurang
12.
Tessa Amalia Putri
40
Kurang
13.
Zacky Kurniawan
40
Kurang

Rata – rata kelas
35


Nilai tertinggi
75


Nilai terendah
0


c.         Pengamatan
1). Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat sehingga siswa kurang  perhatian dalam belajar.
2). Penggunaan metode masih kurang karena guru menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas.
3). Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
4). Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut harus diulang.
5).Media pembelajaran tidak dipajang didepan kelas hanya menggunakan buku siswa sehingga sebagian siswa sibuk dengan kegiatan yang lain
e.    Refleksi
                     Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pelajaran diperoleh nilainya yang kurang baik dilihat dari keberhasilan siswa
              Berdasarkan tabel diatas nilai evaluasi pra siklus diperoleh dari 13 orang siswa hanya 1 orang yang mendapat nilai baik . hal ini disebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran dan Kurangnya perhatian siswa diwaktu guru menjelaskan pembelajaran.

2.        Siklus I
a.    Rencana Pembelajaran
1). Menyampaikan tujuan pembelajaran
2). Menyampaikan topik yang akan dipelajari
3). Menjelaskan tentang ciri – ciri pagi hari dan membedakan ciri –   ciri pagi      hari dengan malam hari
4). Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang proses terbitnya matahari  dengan melakukan percobaan  menggunakan globe
5). Mengadakan tanya jawab.
6). Menyimpulkan pelajaran.
7). Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b.   Pelaksanaan
       Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis mengajar tentang mengidentifikasi ciri – ciri pagi hari dengan mengunakan media gambar yang dipajang di depan kelas. siswa diminta mengamati lalu menuliskan ciri – ciri tersebut dipapan tulis dan membacanya secara individu dan menjelaskan proses terbitnya matahari dengan menggunakan globe dan lembar kerja siswa
Tabel 2 : Hasil pembelajaran RPP 1 / Siklus 1
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
60
Sedang
2.
Ade Cahaya Ilham
0
Kurang
3.
Anggun safitri
0
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
60
Sedang
5.
Fachri Alif Rahman
60
Sedang
6.
Gilang Defria Syaputra
60
Sedang
7.
Hanifah Jumai Haq
60
Sedang
8.
Mifta Hurahmah
100
Sangat Baik
9.
M. Zaid Khathab
80
Baik
10.
Rezsa Raini Tedi
100
Sangat Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
60
Sedang
12.
Tessa Amalia Putri
80
Baik
13.
Zacky Kurniawan
80
Baik

Rata – rata kelas
61.5


Nilai tertinggi
100


Nilai terendah
0


c.    Pengamatan
       Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai pengama. pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh observator adalah :
1). Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
2). Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat   peraga yang digunakan kurang terlihat dari belakang (Gambarnya terlalu kecil)
3). Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode tanya jawab, pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
4). Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM  yaitu 65









LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
   Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1
Kelas                           : 1 (satu )
Hari / Tanggal             : Kamis, 30 Oktober 2014
Fokus Observasi         : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar
NO
Aspek yang diobservasi

Kemunculan
Komentar
Ada
Tidak Ada
1.
Ceramah:
a.    Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.    Memberikan Ilustrasi
c.    Menyampaikan tujuan pembelajaran







Tanya Jawab:
a.     Mengajukan Pertanyaan
b.     Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.     Memindahkan giliran pertanyaan








Kerja Kelompok :
a.    Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.    Membagikan LKS
c.    Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.   Memberi bantuan kepada kelompok

















Kegiatan dilakukan secara klasikal dan individu
2.
Penggunaan Media Gambar




a.    Memajang Gambar
b.    Meminta Komentar Siswa



                                                                                                     Padang,   30 Oktober 2014                     
Supervisor  2



Desi Zulina, S.PdI
d.    Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan    pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik diantaranya:
1).  Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.
2). Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu kecil gambarnya sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat melihat alat peraga dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua diharapkan alat peraganya lebih baik lagi.
3)   Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode tanya jawab, pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif dalam pembelajaran.
4) Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan disiklus kedua hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.
5)  Aktivitas siswa sudah aktif karena guru menggunakan metode yang benar untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar hasil belajar yang dicapai maksimal.

3.    Siklus 2
a.   Perencanaan
1). Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan dipelajari.
2).  Menjelaskan ciri – ciri suasana dipagi hari
3).  Siswa Membaca bacaan pada buku siswa
4).  Membimbing siswa dengan membagi kelompok
5). Mendiskusikan ciri – ciri suasana pagi hari dan membedakan suasana pagi hari dan malam hari
6)  Masing – masing kelompok diberikan media gambar dan kartu huruf
7)  Kartu huruf terdiri dari huruf – huruf A – Z sebanyak 15 seri
8)  Siswa mencari huruf – huruf yang ada sesuai dengan benda yang dilihat pada gambar
     contoh : pada gambar ada matahari , siswa mencari huruf – huruf yang terdiri dari huruf m,a,t,a,h,a,r,i dan menyusunnya menjadi nama benda tersebut.
9).Dengan melihat gambar siswa diminta menemukan 5 macam benda setelah itu mencari huruf – huruf yang sesuai dengan nama benda yang ditemukan pada kartu huruf, siswa menyusun kartu huruf tersebut sesuai dengan nama benda yang ditemukan
10).Masing – masing kelompok memajang dan membacakan hasil diskusi kelompok didepan kelas.

Tabel 3. Hasil Pembelajaran RPP 2 / Siklus 2
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Arman Saputra
70
Baik
2.
Ade Cahaya Ilham
20
Kurang
3.
Anggun safitri
40
Kurang
4.
Dhea Anastasha Putri
80
Baik
5.
Fachri Alif Rahman
80
Baik
6.
Gilang Defria Syaputra
80
Baik
7.
Hanifah Jumai Haq
70
Baik
8.
Mifta Hurahmah
100
Sangat Baik
9.
M. Zaid Khathab
100
Sangat Baik
10.
Rezsa Raini Tedi
100
Sangat Baik
11.
Syintio Langit Prakasa
70
Baik
12.
Tessa Amalia Putri
90
Baik
13.
Zacky Kurniawan
100
Sangat Baik

Rata – rata kelas
77


Nilai tertinggi
100


Nilai terendah
20


    c.  Pengamatan.
1). Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar yang ditampilkan terlihat oleh siswa karena siswa duduk berkelompok dan masing – masing kelompok diberikan media gambar
2).Dengan menggunakan kartu huruf  85 % siswa sudah dapat  menyusun kata, membaca kata yang disusun dan menuliskan kembali.
     Siswa terlihat sangat senang dan berebutan untuk mendapatkan huruf – huruf yang mereka cari pada kartu huruf.
3).Penggunaan metode sudah cukup baik dengan mengajak siswa berdiskusi secara kelompok. semua kelompok aktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4).Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai  KKM sudah mencapai 85%

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )
   Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1
Kelas                           : 1 (satu )
Hari / Tanggal             :  Kamis, 6 November 2014
Fokus Observasi         : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar
NO
Aspek yang diobservasi

Kemunculan
Komentar
Ada
Tidak Ada
1.
Ceramah:
a.    Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
b.    Memberikan Ilustrasi
c.    Menyampaikan tujuan pembelajaran







Tanya Jawab:
a.    Mengajukan Pertanyaan
b.    Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya
c.    Memindahkan giliran pertanyaan








Kerja Kelompok :
a.    Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b.    Membagikan LKS
c.    Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
d.   Memberi bantuan kepada kelompok









2.
Penggunaan Media Gambar




a.     Memajang Gambar
b.    Meminta Komentar Siswa



     Padang,    6 November   2014                               Supervisor  2



      Desi Zulina, S.PdI    

d.       Refleksi
       Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II dengan perubahan perolehan nilai yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM hingga 85% meningkat dari RPP I yang hanya 38%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh memuaskan.

B.       Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 dengan materi mengidentifikasi dan menjelaskan suasana pagi hari  sudah dapat mencapai hasil yang optimal. Dari uraian hasil penelitian dari setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja secara sistematis dan berkelanjutan.
Pada siklus 1 kinerja guru belum terlaksana dengan baik karena metode mengajar yang digunakan belum mencapai sasaran, guru sudah menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi tapi belum mampu untuk menarik perhatian seluruh siswa, strategi pembelajaran yang menggunakan metode diskusi sehingga hanya sebagian siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
Pada siklus 2 guru menerapkan strategi pembelajaran dengan cara berkelompok sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. dengan adanya diskusi kelompok setiap kelompok ingin menjadi yang terbaik, mereka berebutan untuk maju kedepan menempelkan kartu huruf untuk menuliskan nama benda – benda yang ada pada media gambar. Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah memperbaiki kinerjanya dalam proses Pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode yang tepat (ceramah,Tanyajawab, diskusi kelompok ) pada konsep mengidentifikasi suasana pagi . Metode ceramah digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi lisan karena lebih efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode Tanya jawab digunakan agar setiap siswa berpartisipasi secara aktif, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dipelajari. Metode diskusi kelompok digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat ke-simpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Siswa berkeinginan untuk melaporkan hasil diskusi ke depan kelas berarti telah menunjukkan adanya ketrampilan proses dalam pembelajaran membaca dan menulis.
       Metode yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik.
Pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf memberikan motivasi kepada siswa supaya siswa tertarik dan aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Dengan melihat data dari hasil penelitian dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus, sebagian besar mengalami peningkatan.
Sebelum siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya 1 siswa dari 13 siswa. Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat menjadi 38% atau 5 siswa dari 13 siswa. Pada siklus kedua terjadi perubahan yaitu 85% atau 11 siswa dari 13 siswa mencapai KKM sedangkan 2 siswa yang belum mencapai KKM adalah 1 siswa  memerlukan layanan khusus karena mengalami kesulitan dalam mengenal huruf sehingga sulit untuk membaca dan menulis dan memiliki inteligensia rendah sedangkan 1 siswa lagi hanya belum mampu untuk mengenal huruf dan sudah dapat meniru tulisan.























BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.      Simpulan
       Dalam penerapan pembelajaran dengan media gambar dan kartu huruf dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang  dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian nilai rata-rata 35, dengan adanya penelitian meningkat menjadi 77. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf  dilaksanakan dalam dua siklus. Dari tindakan ini, ternyata sikap dan kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat. Secara keseluruhan siswa yang tadinya belum bisa membaca setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar siswa mampu membaca kalimat sederhana. Disamping itu, siswa sudah mampu menyalin tulisan dengan baik dan benar. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar siswa kelas I SD Muhammadiyah I Marapalam Padang  pada kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang di standarkan dengan nilai KKM yaitu 65. Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan keterpaduan empat aspek kebahasaan yaitu menyimak,berbicara, membaca, dan menulis sangat besar dan tidak dapat dipisahkan.
2.      Dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama sampai siklus kedua dan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang semula masih secara konvensional menjadi lebih bervariatif. Guru tidak lagi hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam pembelajaran. Guru dapat membuat strategi pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Materi pembelajaran membaca dan menulis permulaan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa sehingga rendahnya kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa dapat diatasi. adanya media pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk mengeluarkan ide –ide pemikirannya, sehingga membuat siswa menjadi  bersemangat.

B.       Saran Tindak Lanjut
       Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran tindak lanjut sebagai berikut:
       1. Saran Bagi Guru
           a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas secara optimal dalam pembelajaran.
 b. Guru hendaknya menggunakan media gambar  dan kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.
c.   Guru hendaknya memberikan penghargaan baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap hasil karya siswa, sehingga dapat menambah semangat belajar.
d.  Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus berani mengadakan perbaikan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

2. Saran Bagi Siswa
 a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan latihan membaca dengan mendeskripsikan gambar-gambar dan  kartu huruf agar lebih lancar dan benar dalam membaca.
 b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan tangan semakin terampil  sehingga mampu menulis dengan baik dan benar.
 c. Siswa harus rajin belajar dengan melaksanakan latihan – latihan membaca dan menulis  baik dirumah, disekolah, dan dimanapun siswa berada
d. Siswa perlu keberanian bertanya, baik kepada guru, orangtua, teman, atau kepada siapa saja yang dianggap mampu dan mengetahui bacaan yang dilihatnya sehingga siswa yang rajin belajar membaca dan menulis prestasinya lebih baik.

3. Saran Bagi Kepala Sekolah
  a.  Kepala Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia  dengan inovasi dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan  kemampuan membaca dan menulis siswa.
 b. Kepala Sekolah hendaknya selalu memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.














DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Harjasujana, dkk , 1985  Membaca,  Jakarta, Universitas Terbuka,
Akhadiah, M. K. S, Arsjad, M. G., Ridwan, S. K., Zulfahnur Z.F., & Mukti, U.S.   (1991/1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan      Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan
Arief S. Sadiman dkk. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Raja Grafindo Persada
           eprints.uns.ac.id/7692/1/143881308201008401.pdf diunduh tgl 16/11/2014
           eprints.uns.ac.id/8215/1/156342308201012031.pdf diunduh tgl 16/11/2014
Eysenck, H. J, W.Arnold dan R. Meili. 1995. Encyclopedia Psychology. West
Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie J. 1997. Principles of Instructional Design.  New York: Holt, Rinehart and Winston Germany: Fontana/ Collins in Assosiation with search Press.
Henry Guntur Tarigan 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan  Berbahasa. Bandung: Tarsito
Kamus Bahasa Indonesia, 1991, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Malik Thachir, 1994. Pandai Membaca dan Menulis I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Soelarko. 1980. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor  32 Tahun 2013
Sternberg, Robert J. 1994. Encyclopedia of Human Intelligence. New York:Macmillan Publishing Company.
Tarigan. 1986. “ Efektivitas Pengajaran Menulis”.http://www.ialf.edu/bipa/jan 2003 diunduh tgl 15/11/2014
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Warren, Howard C. 1994. Dictionary of Psychology. Cambridge, Massachusetts: Houghton Mifflin Company.